Rabu, 12 Maret 2014

Ilmu Tasawuf

Bismillah...

Ilmu Tasawwuf adalah merupakan salah satu ilmu dalam Agama Islam yang sangat halus dan mendalam yang mampu menembus alam batin serta sulit sekali untuk di ilmiahkan dan diterangkan secara kongkrit.
Hal ini bukan berarti tidak dapat dibuktikan secara ilmiah namun seseorang yang memiliki kebersihan hati dan kecerdasan yang luar biasa yang mampu mecahkannya. 
Sebab 
"Al-Islaamu 'ilmiyyun wa 'amaliyyun"
Islam adalah ilmiah dan amaliah.
(HR. Bukhari).


Karena halusanya ilmu ini persoalan-persoalan didalamnya bagi orang awam dapat menimbulkan khilafiyah (perbedaan) dan pertentangan-pertentangan.
Tapi inilah keindahan Islam berlomba dalam kebaikan selama tidak menyimpang dari aturan Islam.
Kaum Sufi bukanlah sekelompok aliran bid'ah yang ajarannya masih saja diperdebatkan, 

namun dalam memahami Ilmu kesufian hati perlu benar-benar bersih dan jeli untuk menangkap doktrin-doktrin yang diajarkan dalam sufi itu sendiri dengan catatan tidak melenceng dari Islam.
Tanpa didampingi ilmu,
sebagai manusia terlalu gampang untuk mencoreng, mencela dan berprasangka buruk terhadap sesama.
Dalam sebuah hadits Nabi Saw.:
"Hati-hatilah kalian terhadap prasangka, karena sesungguhnya prasangka itu merupakan perkataan yang paling dusta."
(HR. Bukhari & Muslim)


Dalam kitab Ta'yad Al-Haqiqtul 'Aliyya hal. 57,
salah seorang ulama Fiqh dan Ahli Tafsir Jalaluddin as-Suyuti mengatakan:
"Tasawwuf dalam diri mereka adalah ilmu yang paling baik dan terpuji.
Dia menjelaskan bagaimana mengikuti Sunah Nabi dan meninggalkan bid'ah". 


Sedangkan Al-Junaid seorang pimpinan tokoh Sufi Mazhab Moderat yang berasal dari Baghdad menyatakan tentang ilmu kesufian dalam syairnya:
"Ilmu Sufi (Tasawwuf) adalah benar-benar ilmu,
yang tidak seorang pun dapat memperolehnya;
Kecuali dia yang dikarunia kecerdasan alami,
dan berbakat untuk memahaminya.
Tak seorang pun dapat berpura menjadi Sufi,
kecuali dia yang melihat rahasia nuraninya."


Menurut Imam Malik ra. (94-179 H/716-795 M) menyatakan:
"Man tassawaffa wa lam yatafaqah faqad tazandaqa,
wa man tafaqaha wa lam yatsawwaf faqad fasadat,
wa man tafaqaha wa tassawafa faqad tahaqqaq"
Barangsiapa mempelajari/mengamalkan tasawwuf tanpa fiqh maka dia telah zindik, dan barangsiapa mempelajari fiqh tanpa tasawwuf dia tersesat,
dan siapa yang mempelari tasawwuf dan fiqh dia meraih kebenaran.


Dengan demikian bahwa Ilmu Tasawwuf dan Ilmu Fiqh umpama dua jemari yang tak dapat dipisahkan,
dan tidak untuk diabaikan dimana keduanya sama-sama penting suatu perpaduan antara akal dan hati.

"Dan barangsiapa yang menta'ati Allah dan Rasul(Nya),
mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni'mat oleh Allah,
yaitu: Nabi, para shiddiqqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya"
(QS. An Nisaa'(4):69)


Bagi orang yang belum mengenal apa itu Ilmu Tasawwuf dan sufi sebagai orang yg menjalankan tasawuf tentu akan merasa asing untuk keduanya,
karena tidak tahu orang cendrung untuk menjauhi atau enggan untuk mempelajarinya bahkan sampai mengejeknya.
Hal ini serupa dengan awal kedatangan Islam tempo dulu,
sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw.:
"Permulaan Islam ini asing, dan akan kembali asing pula, maka gembiralah orang-orang yang dianggap asing (orang-orang Islam)."
(HR. Muslim dari Abi Hurairah).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar