Selasa, 11 Maret 2014

THARIQAT

Assallamu'alaikum wr. wb.

THARIQAT bukanlah suatu Golongan dalam Agama Islam,
akan tetapi suatu metode dalam mempelajari Ilmu Keruhanian Islam yang Populer dengan nama Ilmu TASAWUF.

Mempelajari Agama Islam itu harus dilihat dari dua sisi ilmu yaitu Ilmu Syar'i/Syariat dan Ilmu Haqiqi/Haqiqat. 
Kedua Ilmu tersebut, masing-masing mempunyai tata cara pelaksanaannya.
Dalam mempelajari Ilmu Syari'at, 
kita dapat menanyakan kepada hampir keseluruh ustadz (guru) zahir, fisik, atau yang punyatitel/gelar kesarjanaan suatu ilmu ataupun membaca di berbagai literatur diberbagai perpustakaan baik di Universitas Islam maupun di sekolah umum. 
Disana juga didapatkan berbagai macam tata cara, metode membaca Al Qur'an, IlmuTajwid, Ilmu Fiqih, Ilmu Nahu, Ilmu Perdata Islam, Ilmu Sejarah Islam/Tarikh,Ilmu Perbandingan Agama (Usuluddin), Ilmu Siasat/Politik, dll.

Untukmempelajari Ilmu Hakekat (IlmuKerohanian Islam) itu juga harus dan mutlak merujuk kepada Ahlinya yaitu Ahladz Dzikri (Pemimpin peramalan dzikrullah= Waliya Mursyida, Mursyidana) dan memang disuruh (diperintahkan) oleh Allah 

" Fas-aluu ahladzdzikri inkuntum laata' lamuuna " 
- Makabertanyalah kepada ahli dzikir (orang yang berilmu pengetahuan) jika kamu tidak mengerti.
( Qs. An Nahl ayat 43.)

Lalubagaimanakah penjabaran dari perintahAllah SWT 
di QS. Al Ahzab, ayat 41 : 
Yaaayyuhaladziina aamnuudz dzikurullaaha dzikran katsiiraan 
- Wahaiorang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yangsebanyak-banyaknya (berkekalan). 

serta implementasi dari 
Qs. Ar Ra'du, ayat 28: 
" Alladziina aamanu tahtmainnulquluubuhum bidzikrillaah alaa bidzikrillaahi tathmainnul quluubu"
-(Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka yang hatinya tentram - tenangkarena mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah (zikir) itu hatimenjadi tenang-tentram.

Danpernyataan Nabi Saw :
Innamaa bu'itsuliutamimma makaarimal akhlaaq 
- Sesungguhnya aku (Nabi Saw) diutussemata-mata untuk menyempurnakan akhlak (perilaku lahir = jasmani dan batin =rohani) 
( HR Ahmad.)


Untuk perilaku zahir/fisik, misalnya "Ilmu Fiqih" mengajarkanlafadz, niat, dan pelaksanaan tehnis dari demensi fisisnya/zahirnya ibadat,cakupan operasionalnya adalah yang horizontal (filosofisnya agar ada perbedaan/pembeda antara ibadatkaum Muslimin dengan Non Muslimin), 
maka "Ilmu Kerohanian Islam" mengajarkan teknis pelaksanaan kerohanian dari pada substansi - esensi ibadat,
yaitu cara menghubungkan diri Rohani/Arwah, Qalbu - hati, langsung ke hadirat AllahSWT. 
Metode pelaksanaan tehnisnya disebut "Thoriqoh = Thariqat".

Oleh karena itu, 
"Ilmu Fiqih" adalah penting dibidang ibadah fisis jasmaniah,
sedangkan 
"Ilmu Kerohanian Islam" juga penting dalam hubungan vertikal yang merupakan esensi, hakekat ruh-qalbu dalam misi ibadah itu sendiri,
yang merupakan obyek yang mesti diolah dan digarap oleh ahlinya - ahladz dzikir.

Jadi kedua Ilmu (Fiqih dan Kerohanian Islam) itu tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, harus berjalan dan dijalankan bersama-sama laksana dua sisi mata uang,
dimana sisi yang satu merupakan pelengkap mutlak dengan sisi yang lainnya, demikian juga sebaliknya.

Akan tetapi tidak semua Thariqat itu mengajarkan Ilmu yang masih murni datangnya secara turun temurun dari jaman Rasulullah hingga kini,karena hanya Thariqat yang "AHLI SILSILAH" Keilmuannya yang harus kita cari dan ikuti.
karena dizaman sekarang ini teramat banyak jenis dan nama Thariqat khususnya di Bumi Indonesia tercinta ini.
selamat berjuang dan mencari buat para sahabat semua,
semoga kita tidak dimasukan kedalam golongan orang orang yang tidak diberi petunjuk dan disesatkan Allah SWT....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar