Rabu, 30 April 2014

BEDANYA ILMU DAN MAKRIFAT

Ilmu diperoleh dengan mencari, mempelajari, menelaah sehingga memperoleh sebuah kesimpulan dan kesimpulan tersebut disebut sebagai pengetahuan.
Untuk mendapatkan ilmu diperlukan panca indera sebagai media penerimanya.
Makrifat tidak diperoleh lewat pencarian dan penelitian, tidak lewat hasil diskusi dan membaca dan tidak pula lewat kajian-kajian.
Berpuluh tahun kita mempelajari makrifat dan beribu buku dibaca tidak akan mengantarkan kita kepada makrifat.
Makrifat yang saya maksudkan adalah Makrifatullah yang sering disederhanakan maknanya menjadi mengenal Allah.
Makrifat bisa diartikan sebagai kondisi dimana manusia benar-benar telah mengenal Tuhan sehingga tidak ada keraguan sedikitpun dalam hati bahwa sesuatu yang diyakini itu benar-benar Allah. 

Hal ini terungkap dalam ungkapan Syekh Abu Yazid Al-Bisthami ketika ditanya tentang makna makrifat, Beliau menjawab,
“Tiada keraguan sedikitpun bahwa yang aku saksikan adalah Allah”
Makrifat dalam pandangan Abu Yazid adalah Penyaksian (Musyahadah), sebagai syarat awal untuk bisa dikatakan seseorang telah mengenal Tuhannya.
Syarat seseorang bisa disebut sebagai muslim apabila telah mengakui Allah dan Rasul-Nya dalam sebuah kalimat pendek,
“Aku Bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Aku bersaksi Muhammad adalah Rasul-Nya”.
Tahap selanjutnya tentu kalimat itu bukan sekedar diucapkan,
tapi kita benar-benar telah menyaksikan Allah SWT dan telah menyaksikan Muhammad sebagai Rasul sehingga kita tidak tergolong sebagai orang yang bersaksi palsu.
Makrifat hanya bisa didapat lewat mujahadah dalam dzikir dan ibadah, sehingga akan sampai rohaninya kepada alam Rabbani sehingga sang Hamba menyaksikan akan keagungan Dzat Allah yang sulit terungkap lewat kata-kata.
Tahap ini hanya bisa diperoleh dengan bimbingan Seorang Wali Allah yang sudah sering bolak-balik ke sana sehingga bisa dengan teliti membimbing para murid Beliau untuk menempuh perjalanan kesana.
Kalau ada sebuah karangan yang mengupas tentang makrifat, itu hanyalah ilmu makrifat‬ bukan makrifat‬ itu sendiri. 

Membaca buku tentang makrifat akan menambah pengetahuan kita tentang makrifat tapi tentu saja tidak bisa membawa rohani kita sampai ke-alam makrifat itu sendiri.

Karena kunci untuk bisa sampai ke Alam Rabbani adalah lewat bimbingan seorang yang ahli,
maka sebagai pencari kita berdoa agar Allah dengan sifat pengasih dan penyayang berkenan memperkenalkan kepada kita seorang kekasih-Nya, Ulama pewaris Nabi yang ikhlas tanpa pamrih membimbing kita untuk mengenal Allah SWT. 
Kita selalu berdoa semoga Allah memperkenalkan kita kepada sosok ulama yang benar-benar mewarisi Nur Muhammad sebagai syarat utama bisa menuntun rohani manusia,
bukan ulama hanya sekedar mencari ilmu lewat membaca atau ulama yang disebut ulama karena pakaian dan tampilan fisiknya semata.
Semoga Allah SWT senantiasa membimbing dan menuntun kita semua menuju kehadirat-Nya,
Amin ya Rabbal ‘Alamin…
(catatan Sufi Muda)

Rabu, 23 April 2014

PERWUJUDAN IMAN, TAQWA DAN CINTA KEPADA ALLAH SWT.

Bismillah....

Assallamu'alaikum...


"Al-Islaamu 'ilmiyyun wa 'amaliyyun" - "Islam adalah ilmiah dan amaliah." (HR. Bukhari). 

segala sesuatu/ilmu tentang Islam harus/wajib bisa diterima oleh akal/ilmiah,
setelah bisa diterima oleh akal maka perbuatlah (amaliah).
dan Ilmu TASAWUF yang BENAR harus diatas Ilmu SYARI'AT yang BENAR juga tentunya.

sering kita mendengar kalimat:
kita beriman kepada Allah,
kita bertaqwa kepada Allah,
kita mencintaiNya melebihi cinta kita pada dunia dan seisinya,
tapi bagaimana perwujudan cinta kita kepdaNya tersebut...?
apakah hanya dengan ucapan lisan saja...?
tentu tidak jawabannya,
akan tetapi ucapan diiringi dengan perbuatan tentunya,perbuatan sama dengan kata perwujudan apa yg kita ucapkan tentunya.

Dijaman Rasulullah dahulu,
tentu saja perwujudan dari semua kata diatas adalah apa yg diperbuat dan diucapkan Rasulullah SAW, sehingga apa yg diperbuat serta yang diucap Baginda Yang Agung Nabi Muhammad SAW menjadi sebuah Hadits atau contoh/petunjuk tata cara beribadah (perwujudan) semua kata diatas yg harus kita perbuat.
karena pada #Hakikatnya semua perbuatan dan ucapan Rasulullah adalah #Perwujudan dari semua Perintah Allah SWT melalui Malaikat Jibril as sebagai Pembawa Wahyu tentunya.
bukan kah begitu logikanya...???

nah mungkin setelah membaca kalimat diatas,
akan timbul pertanyaan dalam logika kita.
sekarang kita bukan lagi dijaman Rasulullah SAW,
karena secara Zahir Rasulullah sudah tiada didunia ini (meninggal dunia),
walau pada Hakikatnya Ruhaniah Beliau tak pernah meninggal (mati).

apakah masih ada contoh perwujudan dari semua kata tersebut dijaman ini setelah Rasulullah Berlindung...???

jawabannya,
Pasti masih ada...!

siapakah orang tersebut...???
inilah jawabannya:

bukankah Rasulullah telah mengatakan dalam salah satu sabdanya:

Kanat banu-isroila tasu suhumul 'anbiyau, kullama halaka Nabiyyun kholafahu Nabiyyun. Wainnahu laa Nabiyya ba'di wasa takuunu khulafa'u fataktsuru 
Dulu Bani  Israil diurusi dan dipelihara oleh Nabi. Setiap kali seorang Nabi meninggal, Nabi yang lain menggantikannya. Sesungguhnya tidak ada Nabi Sesudahku dan ada para Khalifah yang berjumlah banyak. 
(HR. Bukhari - Muslim)

Al-Ulama'u Warishatul Ambiya. 
"Sesungguhnya Ulama itu adalah pewaris Nabi"
(HR. Muslim)

dan keimanan dan ketaqwaan sang Ulama warisyatulambya sudah ditegaskan Allah dalam salah satu FirmanNya:

In-namaa yakhsalloha min ibaadihil 'ulamaa-u.
Hanya Ulama sajalah di antara hamba-Nya yang benar-benar takut kepada Alloh SWT. 
(QS. Al-Fathir : 28).

Seorang Ulama Warisyatulambya sudah pasti mewarisi apa yg ada didada Rasulullah,
artinya dia mewarisi semua Ilmu Rasulullah serta perilaku dan ahlak Beliau tentunya...

bukankah begitu secara logika pemahamannya...???
marilah kita renungkan apa yg sudah saya sampaikan diatas,
agar terbuka akal dan hati kita untuk melihat kebenaran yg sesungguhnya... :)

disini bukan berarti saya sudah merasa benar sendiri,
tidak sama sekali.
saya hanya sekedar menyampaikan apa yg sudah saya dapatkan selama ini dari seorang Ulama warisyatulambya yg saya yakini sepenuh hati tentunya, dan bila benarpun apa yg saya sampaikan,
ini hanya sekedar titipan dari Yang Maha Benar untuk disamp[aikan kepada yg belum tahu tentunya...
terimakasih..
wassallam...

Selasa, 22 April 2014

HATI YANG BAIK

Bismillah...

kita beriman kepada Allah,
kita bertaqwa kepada Allah,
kita mencintaiNya melebihi cinta kita pada dunia dan seisinya,
tapi bagaimana perwujudan cinta kita kepdaNya tersebut...?
apakah hanya dengan ucapan lisan saja...?
tentu tidak jawabannya,
akan tetapi ucapan diiringi dengan perbuatan tentunya....
setiap perbuatan pasti asalnya dari suatu niat,
dan niat pasti asalnya dari dalam hati.... :)
sedangkan semua perbuatan yg disebutkan diatas adalah perbuatan baik,
karena semua bersumber dari perintah Allah SWT.
artinya harus dari hati yg baik pula untuk bisa mewujudkan perbuatan baik tersebut tentunya,
dan hal tersebut ditegaskan Rasulullah dalam sabdanya:

Rosulullah bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim yang artinya: 
“Sesungguhnya di dalam tubuh ada segumpal darah. jika segumpal darah tersebut baik maka akan baik pulalah seluruh tubuhnya, adapun jika segumpal darah tersebut rusak maka akan rusak pulalah seluruh tubuhnya, ketahuilah segumpal darah tersebut adalah hati.”

hati disini bukan yg segumpal darah secara zahir (jantung) akan tetapi hati yg hakiki yaitu hati /ruhani yg menggerakan jasad manusia.

jadi bagaimana caranya supaya hati/ruhani kita selalu baik (berniat baik) agar tercermin dari perilaku kita secara zahir...?
caranya:
sertakanlah/hubungkan/ingat/dzikir  Hati / ruhani kita dengan Yang Maha Baik,
sudah pasti akan terhimbas kebaikan dari Yang Maha Baik tersebut kepada sang Ruhani tersebut...!

bagai mana caranya menghubungkan/menyertakan/ingat /dzikir  hati/ruhani kita kepada Yang Maha Baik..?

jawabannya sudah ditegaskan Allah SWT dlm salah satu FirmanNya:
Fas alu ahla dzikri inkuntum laata'lamun.
Artinya :
" Bertanyalah kamu kpd Ahli Dzikir (orang yang berilmu) bila kamu belum tahu. Maha benarlah Allah dengan segala firman2nya".
( QS. An-Nahl ayat 43 )

maka carilah orang tersebut bila belum menemukannya,
bila kita memang mau bisa selalu berbuat baik...
mau tahu siapa orang tersebut...?
silahkan hubungi saya,
insyaAllah akan saya coba beri sedikit petunjuk tentang orang tersebut...

Jumat, 18 April 2014

Lidah Lebih Tajam daripada Pedang...!

Bismillah...

Imam Ghazali : 
" Pedang memang tajam dan bisa memotong apapun.
Tapi kalian harus tahu, bahwa ada yang lebih tajam dari pada pedang yang paling tajam di dunia ini.
Yaitu Lidah manusia.
Karena dengan lidah,
manusia bisa dengan mudah menyakiti dan melukai hati saudaranya sendiri.

dari lidah pula bisa muncul fitnah.
Bahkan lidah bisa saja membunuh dan membinasakan orang lain jika kita tidak hati-hati menjaganya"


begitu hebatnya ketajaman sang lidah sehingga bisa menimbulkan bencana dan petaka bila kita tdk bisa menjaganya.
dan ketajaman lidah jugalah yg bisa melukai "hati" yg ada didalam tubuh manusia itu sendiri,
bila sang Hati telah terluka alangkah berbahaya jadinya,
baik untuk yg melukai ataupun yg dilukai.
apalagi bilang Sang Hati tersdebut sudah beserta dengan Allah SWT,
tdk terbayang malapetaka apa yg akan menimpa...
Na'udzubillah.....

''Barangsiapa yang beriman kepada Allah, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.''
(Muttafaq 'alaihi dari Abu Hurairah dan Abu Syuraih).

Rasulullah SAW bersabda, ''Allah memberi rahmat kepada orang-orang yang berkata baik lalu mendapat keuntungan, atau diam lalu mendapat keselamatan.''
(HR Ibnu Mubarak).

Firman-Nya,
''Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. Yaitu, ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya, yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada satu ucapan pun yang diucapkannya melainkan di dekatnya ada malaikat yang selalu hadir.''
(QS Qaf: 16-18)


oleh karena itu,
berhati hatilah dengan lidah,
karena teramat berbahaya akhir dari perbuatan sang lidah bila kita tdk bisa mengontrolnya,
dan tentu saja sang hati sebagai sumber dari komando sang lidah tersebut,
sehingga jagalah sang hati tersebut agar selalu beserta/hubungan/ingat dengan Yang Maha Baik agar terhimbas segala kebaikan tersebut dan terjahir lisan yg terucap dilidah...

bagi yg sudah mendapatakan ilmu tentang besertaNya,
jagalah dan pertahankanlah dalam mengamalkannya sampai akhir hayat.
dan bagi sahabat yg belum mendapatkan ilmu tersebut,
berjuanglah dengan segala upaya untuk segera mendapatkannya...!
karena hanya hati/ruhani yg sudah besertaNya yg bisa membuat semua yg ada dalam diri kita menjadi baik dan terjahir dalam perilaku kehidupan kita semua...

Rabu, 09 April 2014

SAKSI

Bismillah...

Allah berfirman:

Wa yauma nab'atsu fii kul-li um-matin syahiidan 'alaihim min anfusihim wa ji'naa bika syahiidan 'alaa haa-ulaa.
"Dan ingatlah suatu hari, ketika Kami (Allah) bangkitkan tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dan untuk mereka sendiri, lalu Kami datangkan engkau (Muhammad) menjadi saksi atas mereka (sebagai umatnya)".
(QS. An-Nahl : 89).


begitu jelasnya Firman Allah diatas tentang adanya kesaksian seorang saksi pada setiap orang yang dibangkitkan diyaumil akhir kelak,
dan Rasulullah menjadi saksi atas kita dan saksi saksi kita...
siapakah saksi saksi tiap orang orang tersebut...?
saksi disini sudah menyangkut dalam alam Ruh,
oleh karena itu hanya Ilmu tentang keruhanian Islamlah yg bisa menjawabnya,

karena hal tentang Keruhanian tidak diajarkan dalam ilmu fikih (syari'at ) yg jelas jelas Ilmu tersebut berisi tuntunan disaat kita masih hidup didunia ini (masih bersatu antara jasmani dan ruhani dalam 1 wadah yaitu jasad manusia).
karena kelak yg dibangkitkan bukan jasmani kita akan tetapi ruhani kita yg bersifat kekal juga... 

oleh karena itu,
betapa pentingnya kita mengetahui tentang ilmu keruhanian Islam ini,
agar kita tidak tersesat disaat ruhani kita dibangkitkan kelak...!
siapakah yg mempunyai Ilmu trsebut..???
jawabannya:

tentu saja Baginda Yang Agung Rasulullah SAW yg diajarkan pula kepada pewarisnya dari mulai para Sahabat hingga Ulama Akhir zaman tentunya...
dan Ilmu keruhanian Islam ini bukanlah sembarang Ilmu yg bisa didapatkan,
hanyalah orang2 yg sudah mendapat PetunjukNya yg bisa menerima dan menjalaninya.
dan itu ditegaskan oleh sabda Rasulullah SAW:

"Sesungguhnya ada sebagian ilmu yang diibaratkan permata yang terpendam.
Tidak dapat mengetahuinya kecuali Ulama Billah.
Apabila mereka mengungkapkan ilmu tersebut,
tidak seorangpun yang membantahnya,
kecuali orang-orang yang tidak paham tentang Allah."
(Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi RA)


dan ditegaskan oleh keterangan yg di riwayatkan oleh Abu Hurairah:
“Aku telah hafal dari Rasulillah dua macam ilmu, pertama ialah ilmu yang aku dianjurkan untuk menyebarluaskan kepada sekalian manusia yaitu Ilmu Syariat.
Dan yang kedua ialah ilmu yang aku tidak diperintahkan untuk menyebarluaskan kepada manusia yaitu Ilmu yang seperti “Hai’atil Maknun”.
Maka apabila ilmu ini aku sebarluaskan niscaya engkau sekalian memotong leherku (engkau menghalalkan darahku).
(HR. Thabrani) 


oleh karena itu,
carilah seorang Ulama yg benar benar telah mewarisi Ilmu Keruhanian Islam tersebut,
bukan hanya sekedar Ulama yg pandai berbahasa Arab, hafal Al Qur'an dan Hadits dan pandai berceramah saja,
akan tetapi seorang Ulama yang mewarisi kedua Ilmu tersebut,
yaitu Ilmu Syari'ai dan Hakikatnya.
semoga kita termasuk kedalam orang orang yg diberi petunjuk olehNya...!