Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Wamaakhalaqtul jinna wal insa illa liya’buduun :
dan tidak Aku (Allah) ciptakan Jin dan Manusia melainkan untuk beribadah kepada-KU
(QS.Az-Zariyat : 56).
Pada kesempatan ini kami hanya mengupas eksistensi bangsa manusia, walaupun ayat tersebut di atas Allah juga mencipta makhluk bangsa Jin.
Kehidupan kita sekarang kalau di bandingkan dengan kehidupan masa Nabi Muhammad SAW sudah terpaut lebih kurang1500 tahun, apalagi keterpautan rentang waktu dengan Nabi Adam As tentu sangatlah jauh.
Beliau Nabi Adam adalah manusia pertama dicipta oleh Allah Ta’ala dan diletakkan di dunia sebagai Khalifah Allah di Bumi sekaligus sebagai peta Allah SWT ,
karena sebagian sifat-sifat Allah ada dalam diri manusia yaitu sifat Nafsiyah Allah (Ujud =ada) dan sifat Ma’ani = Sama’ (mendengar), Basyar (melihat), Kalam (berkata-kata),Qodrat (ketetapan), Irodat (usaha), Ilmu dan Hayat (hidup).
Salahsatu serpih belahan ilmu Agama Islam yang membicarakan tentang sifat-sifat Allah SWT yang tertuang didalam,
Ilmu Kalam (popular di masa Imam Syafi’i) atau
Ilmu Akal (popular di masa Abu Hasan Al Asyhari) atau
Ilmu Sifat Dua Puluh dan Ilmu Usuluddin (popular di masa kini).
Dengan perkembangan peradaban manusia pada kurun abad 14 hijriyah hingga kedepan, manusia telah mencapai abad mutakhir, maka sudah sebarang tentu penguraian kejadian manusia juga harus menggunakan alat bukti yang mutakhir sehingga akan jelaslah bagi kita tentang kebenaran yang disampaikan Junjungan Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari :
Al Islamu ilmiyyun wa ‘amaliyyun
Islam itu ilmiah dan amaliah
Al Islamu ya’luun walaa yu’laa alaihi
Islam itu sangat tinggi ilmiah danamaliahnya, tidak ada yang
melebihi dan mengalahkannya.
Ilmu alam (biologi, fisika, kimia dan matematika) adalah firman-firman Allah yang tidak tertulis dalam Al-Qur’an, tetapi tertulis di alam semesta,
ini terbukti dalam salah satu firman-Nya :
Sanurihimayatina fil-afaqi wafil anfusihim hatta yata bayyana
lahum annahul ‘ala kulli syai-insyahid.
Kami perlihatkan kepada mereka ayat-ayat KU(tanda-tanda kekuasaan KU) disegenap ufuk dan pada diri mereka sendiri,sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu benar dan apa Tuhanmu tidakcukup (bagimu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu (QS.An-Fushilat : 53)
Dalam mengupas fenomena penciptaan manusia secara materi dan a-materi tetap mengacu kepada landasan dari Allah dan Rasul-Nya yaitu :
1. Firman-firman Qitabi yang tertulis di dalam Al-Qur’an.
2. Firman-firman ‘Afaqi yang tertulis di alam semesta (termasuk dalam diri kita sendiri).
3. Didukung dengan hadits-hadits Rasulullah SAW.
Sehingga uraiannya menjadi nyata rasional karena ketiga unsur tersebut saling dukung mendukung dengan hebatnya, sehingga kebenaranya tidak terbantahkan,
karena untuk membuka lapisan paling dalam teknologi maha dahsyat Al-Qur’an dan Al-Hadits harus menggunakan metodologi thariqatullah.
Hal ini perlu disampaikan karena metafisika yang benar harus berdiri diatas fisika,
supra rasional yang benar harus berdiri diatas rasional dan ilmu thariqat (tasyawuf) yang benar haruspula berdiri diatas Syariat Islam.
Dan tidak kalah penting bahwa diatas segalanya kita tetap bertauhid kepada Allah SWT sepadat-padatnya tidak boleh bergeser satu zarahpun karena Islam adalah AgamaTauhid.
Lailaha ilallah wahdahulaa syariikalah (tidak ada Tuhan selain Allah dan tidak ada sekutu bagiNya)
.
Sebelum Allah menciptakan semua yang ada terlebih dahulu menciptakan Mahluk yaitu Nur Muhammad yang terbit dari Nur-Nya kemudian dari Nur Muhammad itulah lalu Allah mencipta seluruh asya’i,sebagaimana firman Allah dalam hadits Qudsy :
Kuntu kunzan mukhfiy-yan fa ahbabtu anu’rofa fakholaqtul
kholqo liya’rifanii.
Adalahperbendaraan yang tersebunyi, karena kasih maka
KUciptakan makhluk agar mengenalKU.
Inalloha kholaqo qoblal as-ya’i nuuronabiy-yika min nuurihi
SesungguhnyaAllah ciptakan sebelum adanya sesuatu Nur
Nabimu dari Nur-NYA.
Ana abul ‘arwahi wa adama abulbasyari.
Aku (Nur Muhammad) adalah bapak dari sekalian arwah (ruhani) dan
Adam bapak dari sekalian jasad.
Dariketerangan tersebut jelaslah bahwa seluruh ruhani manusia termasuk ruhani Nabi Adam As. hingga ruhani manusia akhir jaman tercipta serentak kendati lembaga jasmaninya belum ada.
Sebagian Ulama berpendapat bahwa seluruh ruhani yang sudah dicipta berada di
alam Nur (alam Ruh).
Pada saat seluruh ruhani di alamruh, kemudian Allah memberikan kesaksian kepada seluruh ruhani manusia sebagaimanafirman Allah SWT surat Al-A’raf ayat 172 :
Waasyhadahum 'alaa anfusihim, Alastu birobbikum, Qoolu balaa syahidnaa.
Dan Aku (Alloh) minta kesaksian mereka atas jiwanya masing-masing. Bukankah Aku ini Tuhanmu ? Mereka menjawab : Benar yang kami saksikan bahwa Engkau Tuhan kami.
(QS. Al-A'raf : 172)
Kesaksianmanusia terhadap Allah Tuhannya inilah tatkala sudah ada lembaga jasmaninya akan di robohkan dan diluluh-lantakkan oleh Syetan (Iblis) yang membangkang, angkuh dan sombong tidak patuh (tidak taqwa) atas perintah Allah Ta’ala untuk sujud menghormati Nabi Adam As. karena Syetan merasa bahan penciptaannya lebih mulia (dicipta dari api) dibanding bahan penciptaan lembaga Adam dari tanah liat yang diberi bentuk
(Walaqodkholaqnal insaana min shol-shoolim min hama'im masnuun : QS. Al-Hijir 26).
Mereka (Syetan) itu terhijab dan terdinding pandangannya bahwa sesungguhnya
di dalam lembaga Adam As. bermuatan Nurun ‘Ala Nurin
(Nur Muhammadyang berdampingan dengan Nur Allah)
yang terbit dari Fi’il Sifat Zat AllahTa’ala itu sendiri,
Nur itu senantiasa tahqiq menyebut-nyebut Asma-Nya dan IA sebagai wasilah Allah sekaligus alat untuk hubungan kepada Allah Tuhannya yang kapasitasnya tak terhingga.
Betapa benar Firman Allah dalam hadits Qudsy bahwa
Aku ciptakan Adam sebagai petaKu.
Nah disinilah pangkal keberhasilan Adam As. dan bani Adam As. (keturunanNabi Adam As.) dalam menjalankan tugas-tugasnya di Bumi sebagai Khalifah Allah dan Mandataris Allah SWT.
Penciptaan manusia bani Adam As.
Bahan penciptaan jasmani manusia bani Adam berbeda dengan bahan penciptaan Adam As.
Kalau Adam dicipta oleh Allah SWT dari tanah liat yang diberi bentuk
(QS. Al-Hijir 26),
tetapi jasmani manusia bani Adam dari sari-pati tanah sebagaimana firman Allah SWT:
Walaqod kholaqnalinsaana min sulaa-latim min thiin.
Sesungguhnya telah KU cipta manusia (jasmani bani Adam) dari sari-pati tanah
(QS. Al-Mukminun : 12).
Sari-pati tanah maksudnya adalah flora (tanaman) yang tumbuh di atas tanah dan rupa-rupa flora tersebut tidak akan hidup kalau tidak memenuhi 4 unsur yaitu :
1. Unsur C (Carbon = energi Matahari)
2. Unsur H (Hidrogen = air)
3. Unsur O (Oksigen = udara)
4. Unsur N (Nitrogen = zat lemas dari tanah)
Rupa-rupa tanaman yang hidup di atas tanah tersebut di olah dan dimakan Ibu – Bapak kita menjadi darah-daging,
diantaranya menjadi sperma dan sel telur.
Pertemuan Sang Ibu dan Bapak
menjadikan segumpal darah (40 hari pertama)
kemudian segumpal daging (40 hari kedua)
selanjudnya 40 hari ketiga sempurna bentuk fisik manusia
dan usia 120 hari,
lalu Allah meniupkan ruhani yang memang sudah ada di alam Ruh ke dalam wadah jasmaninya maka hidup dan bergerak-gerak si calon manusia tadi di dalam rahim ibunya,
sebagaimanafirman Allah SWT :
Faidza saw-waituhuuwa nafaktu fii hi mir-ruuhi
Setelah KU sempurnakan bentuknya dan KU tiupkan Ruh dari-KU
(Ruh yang ditiupkan sebagai Fi'il dari Sifat - Zat Alloh Ta'ala)
(QS. Al-Hijir : 29).
Dengan demikian benarlah materi jasmani kita dari sari-pati tanah dan nanti kalau sudah jatuh tempo akan kembali ke tanah lagi, sedangkan ruhani dari Allah SWT seharusnya kembalikehadirat Allah Ta’ala. Mengapa tidak…!
Karena ternyata ada umat manusia yang ruhaninya di dalam Neraka untuk jangka waktu tertentu (umat Islam yang kurang keimanan dan ketaqwaan akibatnya banyak berbuat dosa) dan ada yang untuk selamanya (umat yang murtad dan kafir) sebagaimana kabar berita yangdisampaikan oleh Allah dan Rasul-Nya melalui kitab Al-Qur’an dan Al-Hadits disampingIjma’ Ulama dan Qiyas.
Pribadi insan kamil
Sebagai umat Islam selalu berusaha untuk menjadi pribadi yang sempurna (pribadi insan kamil) dari sisi pandangan Agama Islam,
rujukannya Firman Allah SWT :
Yaa ay-yuhalladziina aamanud-khuluu fis-silmi kaaf-fah.
Wahai orang-orang yang beriman ! masuklah kamu ke dalam Islam secarakeseluruhan = jasmanidan ruhani.
(QS.Al-Baqarah : 108).
SabdaNabi SAW :
Innal-loha ta'alalaa yandhuru ilaa aj-saamikum walaa 'ilaa shuwarikum walaakin yandhuru ilaaquluu bikum wa 'amalikum
Sesungguhnya Allah tidak melihat tampilan bentuk dan rupamu (termasukketurunan), tetapi Allah melihat hatimu dan amalmu.
(HR. Muslim).
Mengapa Allah Ta’ala menilik hati baru amalnya,
bukanlah hati yang segumpal daging tetapi hati hayati (ruhani) manusia itu sendiri.
Dikatakan manusia karena terdiri dari dua unsur,
yaitu unsur jasmani (dicipta dari materi) dan unsur ruhani (dicipta dari a-materi).
Demikian juga manusia dalam ibadah kepada Allah menggunakan
unsur jasmani (qauli = perilaku lesan),
fi’li (perilaku badan) dan
unsur qolbi (perilaku hatiruhani).
Agar Allah menilik hati (ruhani) kita maka wajib mencari wasilah Allah sebagaimana firman-Nya :
YaaAy-yuhalladzina aamanut-taqqulloh wab-taghu ilaihil wasiilata wa jaahiduu fiisabiilihii la-allakum tuflihuun.
Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Alloh dan carilahwasilah/metoda/jalan yang mampu menyampaikan kamu langsung kepada Alloh serta bersungguh-sungguh di jalan tersebut (diatas wasilah itu),niscaya kamu akan menang(Dunia-Akhirat)
(QS.Al-Maidah : 35).
Dengankata lain, agar umat Islam mencapai pribadi yang sempurna dan tuflihun (selamat/beruntung/menang/berjaya) wajib memiliki 4 (empat) unsur di atas yaitu:
1. Beriman
2. Bertaqwa
3. Berwasilah
4. Bersungguh-sungguh
barulah umat Islam berjaya disegala dimensi alam (di alam dunia, alam sekaratul maut,alam barzah dan alam yaumil mahsyar).
Semakin jelaslah bahwa setiap manusia wajib memakai faktor tak terhingga (Wasilah) didalam munajatnya ke Hadirat Allah SWT dan wasilah itu telah ditanamkan oleh Allah kedalam ruhani Nabi Muhammad Rasulullah SAWsebagai saluran komunikasi antara hamba dengan Allah Tuhannya, sekaligus sebagai alat yang multi fungsi Kurnia Allah SWT.
Sabda Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Imam Tamidzi:
"Innad-du’a ‘amauqufun bainas-sama’i wal ardhi layasadu minhu syai’un hatta tushalli ‘ala Nabiyika"
Do’anya tergantung antaralangit dan bumi sampai dengan bershalawat kepada Nabi-Nya.
Dengan kata laindo’anya tidak akan sampai kepada Allah SWT sebelum menemukan Wasilah Allah yang telah ditanam di dalam ruhani Nabi-Nya.
Analog dengan bahasa elektronika bahwa untuk mendapatkan frequensi Allah SWT terlebih dahulu menggabungkan frequensi kita ke dalam frekuensi Nabi SAW karena frequensi Allah telah ada dalam freqensi Nabi-Nya
Kalaulah kita sudah tahu dimana Wasilah itu berada,
yaitu di dalam ruhani Nabi SAW (sekarang di dalam arwahul muqaddasahnya) kesitulah harus difokuskan ruhani kita dan kita gabungkan ruhani kita yangsebelumnya sudah disucikan lebih dahulu oleh ruhani Rasulullah itu sendiri (QS. Ali-Imran : 164).
Lalu bagaimana cara menggabungkannya …?
Caranya telah diterangkan oleh Nabi Muhammad Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Daud yaitu :
Kun ma’allahi fin-lamtakun ma’allahi fakun ma’a man
ma’allahi fain-nahu yushiluka ilallahi .
jadikan dirimu (diri ruhani) beserta Allah,
jika belum bisa beserta Allah,
maka jadikanlah dirimu beserta orang yang sudah beserta Allah,
sesungguhnya ruhani orang itulah yang menghubungkan ruhanimu kepada Allah SWT.
Metodologi atau tata cara pelaksanaan teknis dalam mendapatkan Wasilah, kemudian dengan Wasilah tersebut lalu bermunajat,berdzikir, beribadah dan lain-lain di dalam Al-Qur’an dimasyhurkan dengan nama Thariqat
(QS. Al-Jin, 16).
Secara teknologi :
Berdzikir kepada Allah dengan mempergunakan/menyatukan diri dengan frequensi yang dimiliki ruhani Rasulullah yang hidup pada sisi Allah, huwal awalu wal akhiru,
frequensi tersebut hanya dapat kita peroleh melalui frequensi dari pada ruhani para Ahli Silsilah yang menerima dan meneruskannya secara asli dan murni sambung menyambung secara berantai hingga sampai kepada ruhani Guru Mursyid kita, Al-Ulama Warshatul Ambya,
barulah ruhani kita detik itu juga dapat hadir dihadirat Allah SWT karena ruhani Rasulullah SAW yang sudah bermuatan Wasilah(Nurun ‘ala Nurin) sangat hampir kepada Allah SWT sehingga apa saja yang menyentuh ruhani Rasul, maka akan sampailah kepada Allah SWT saat itu juga.
May-yahdillahufahuwal muhtad
Wamay-yudhlil falan tajida lahu
Waliy-yammursyida
(QS. Al-Kahfi : 17)
Artinya:
Barang siapa yang diberi petunjuk olehAllah, dialah orang yang mendap petujuk dan siapa yang dibiarkan sesat, makatdak ada seorang pemimpinpun yang dapat memberinya petunjuk.
Inilah ala kadarnya dahulu yang dapat kita ambil buah manfaat yang sangat tinggi serta sangat bernilai pada sisi Agama dan teknologi dari pada fenomena penciptaan manusia menuju insan kamil.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Nb:
cetusan dan goresan hati Ayahanda Guru yang tertuang dalam untaian tulisan.