Senin, 31 Maret 2014

ULAMA WARISYATUL ANBYA

Bismillah...

bila hati/ruhani sudah tak bertaut dan beserta padaNya,
tentu saja sang hati itu akan diberangus oleh iblis laknatullah yg dia juga bermukim ditubuh kita,
bukanlah sekedar amal dan ibadah kita yg ditakuti iblis,
dan bisa menyelamatkan kita,
akan tetapi karena adanya Dia yg beserta ruhani kita didalamnya,
sehingga terjaga dari godaan iblis laknatullah yg selalu mengintai kelengahan kita disaat lupa...

dan begitulah liciknya sang iblis,
dibelokan sedikit keyakinan kita olehnya,
bahwa amal dan ibadah kitalah yg akan menyelamatkan,
sedikit tapi akan membawa petaka dari dunia ini sampai akhirat kelak tentunya...
na'udzubillah....

maka dari itu,
sungguh teramat penting kita mempunyai Ilmu tentang cara Beserta/hubungan kepada Allah,
agar senantiasa hati/ruhani kita tetap terjaga olehNya...!
hanya seorang Ulama warisyatul anbya yg bisa mengajarkan kita Ilmu tersebut,
yaitu Ilmu Keruhanian Islam yg populer disebut Ilmu Tasawuf.
dan tentu saja bukan sembarang Ulama yg bisa mengajarkan Ilmu Keruhanian Islam tersebut..!

janganlah terpesona oleh,
Jubahnya yang Panjang,
oleh sorbannya yg melingkar,
oleh fasihnya dia berbahasa arab,
oleh hafalnya al qur'an dan hadits,
oleh pandainya dia berceramah merangkai kata.
Bukan itu jaminan seseorang sebagai Ulama Warisyatulambya...!

akan tetapi seorang Ulama warisyatulambya pasti dia (Hati/ruhaninya) tak pernah terputus barang sedetikpun berada segaris dengan Tali Allah yg menjulur sampai kebumi dan dia berani mempertanggung jawabkan Ilmu yg dia ajarkan bukan hanya didunia ini saja akan tetapi bertanggung jawab dan bersaksi atas ilmu yg diajarkannya sampai kelak dihadapan Mahkamah Yang Maha Agung dihadapan Allah SWT...!

Dan yg dimaksud dengan "segaris tali Allah" itu,
menurut pemahaman yg sudah saya terima.
Hati/ruhani sang Ulama warisyatul anbya tersebut tidak terputus barang sedetikpun beserta/hubungan kepada Allah melalui jalanNya yaitu sambung menyambung melalui para Ruhani yg Khalis Mukhlisin sampai dengan Ruahniah Rasulullah SAW hingga Allah SWT.

dan Ilmu tersebut hanya akan kita dapatkan dalam Ilmu Keruhanian Islam yg diajarkan Ulama warisyatulambya...!
wajib hukumnya pertanggung jawaban suatu Ilmu tentang Agama Islam ini,
harus jelas pertanggung jawaban dan asal muasal Ilmu yg harus kita amalkan tersebut secara keruhanian dan ada bukti otentik tentang keabsahan Ilmu tersebut.
misalkan,
saya belajar dan berguru kepada Guru Mursyid saya,
akan tetapi saya harus tahu darimana asalnya Ilmu yg diajarkan oleh Guru Mursyid saya tersebut,begitu juga Gurunya Guru Mursyid saya jg harus jelas darimana belajarnya,
dan terus turun temurun keatas sampai ke Bagina Yang Agung Rasulullah SAW tentunya sebagai sumber dari Ilmu tersebut.
sehingga apa yg saya amalkan dalam ibadah ini kelak jelas ada yg mempertanggung jawabkan dan menyaksikan atas apa yg sudah saya amalkan,
bukan hanya didunia ini saja tapi sampai kelak diakhirat.

ingat mati itu hanyalah terpisahnya jasmani dan ruhani.
jadi yg namanya Ruhani kekal abadi sampai akhir nanti,
sehingga sang Ruhani tersebut kelak yg menjadi saksi atas ilmu yg kita amalkan... 


Wa yauma nab'atsu fii kul-li um-matin syahiidan 'alaihim min anfusihim wa ji'naa bika syahiidan 'alaa haa-ulaa.

Dan ingatlah suatu hari, ketika Kami (Alloh) bangkitkan tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dan untuk mereka sendiri, lalu Kami datangkan engkau (Muhammad) menjadi saksi atas mereka (sebagai umatnya). 
(QS. An-Nahl : 89).

masih teringat dlm hati saya pernah salah satu ahli Taswuf yg saya lupa namanya berkata :

- seseorang yg bisa baik hubungannya dengan sesama orang/manusia,
belum tentu dia hubungannya baik dengan Allah.
- seseorang yg baik hubungannya dengan Allah pasti dijamin baik hubungannya dengan orang/manusia juga.

orang yg terkenal dibumi belum tentu terkenal dilangit,
begitu juga sebaliknya,
orang yg terkenal dilangit belum tentu terkenal dibumi.

semoga kita menjadi bagia dari orang orang yg sudah diberi Petunjuk olehNya....

Selasa, 25 Maret 2014

PENTINGNYA PERAN ULAMA WARISYATUL ANBYA DALAM BERAGAMA

Bismillah...

Barang siapa yang berbicara tentang sesuatu berkenaan dengan Al Quran tanpa ilmu, maka bersiap-siaplah menempati tempatnya di neraka.
(Hadis Riwayat Tirmidzi Dan Ahmad)"

dan memang nyata adanya sabda Rasulullah diatas dijaman sekarang ini,
banyak yg berbicara dan berceramah tentang agama dan Al Qur'an tanpa ilmu yg haq,
dan hasilnya adalah sesat dan menyesatkan umat yg tidak mengerti,
padahal yg berbicara dan menyampaikannyanya juga tidak mengerti atas apa yg disampaikannya...
na'udzubillah...

dan sesungguhnya hanya seorang Ulama warisyatulambya yg benar benar dijamin beriman dan bertaqwa kepadaNya yg tahu Ilmu tentang agama Islam dan makna Al qur'an yg sebenar benarnya,
sesuai dengan Firman Allah SWT:

In-namaa yakhsalloha min ibaadihil 'ulamaa-u.
Hanya Ulama sajalah di antara hamba-Nya yang benar-benar takut kepada Alloh SWT. (QS. Al-Fathir : 28).

Al-Ulama'u Warishatul Anbiya. 
"Sesungguhnya Ulama itu adalah pewaris Nabi"
(HR. Muslim)

bal huwa aayaatun bayyinaatun fii shuduuri alladziina uutuu al'ilma wamaa yajhadu bi-aayaatinaa illaa alzhzhaalimuuna.
"Sebenarnya, Al-Qur'an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim."
( Al-'Ankabuut : 49 )

dan itu ditegaskan Rasulullah SAW dalam sabdanya:

"Sesungguhnya ada sebagian ilmu yang diibaratkan permata yang terpendam. Tidak dapat mengetahuinya kecuali ulama Billah. Apabila mereka mengungkapkan ilmu tersebut, tidak seorangpun yang membantahnya, kecuali orang-orang yang tidak paham tentang Allah."
(Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi RA)

dari keterangan diatas,
semakin jelas dan meyakinkan betapa pentingnya peran seorang Ulama warisyatulambya dalam hal beragama (Islam),
karena hanya merekalah saat ini yg menjadi kaki tangan Rasulullah dimuka bumi untuk menjadi penuntun dan pembimbing umat Rasulullah sampai akhir zaman,
tanpa tuntunan dan bimbingan seorang Ulama warisyatulambya sudah pasti kita sebagai Umat Rasulullah diakhir zaman ini akan tersesat tanpa arah tujuan yg pasti...!

Kanat banu-isroila tasu suhumul 'anbiyau, kullama halaka Nabiyyun kholafahu Nabiyyun. Wainnahu laa Nabiyya ba'di wasa takuunu khulafa'u fataktsuru 
Dulu Bani  Israil diurusi dan dipelihara oleh Nabi. Setiap kali seorang Nabi meninggal, Nabi yang lain menggantikannya. Sesungguhnya tidak ada Nabi Sesudahku dan ada para Khalifah yang berjumlah banyak. 
(HR. Bukhari - Muslim)

CIRI CIRI ULAMA PEWARIS NABI (WARISYATUL ANBYA)

Alquran menyebutkan Ulama ada 2 x.
Pertama: Di dalam surah Fathir ayat 28 :
"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hambanNya hanyalah ulama".
Ayat ini berbicara dalam konteks ajakan, untuk mempelajari, memperhatikan turunnya hujan dari langit beraneka ragamnya buah-buahan, gunung-gunung dan fenomena alam yang menjadi ayat-ayat Kauniah. Orang-orang yang memiliki pengetahuan di bidang itu adalah para ulama-ulama yang takut kepada Allah Swt.
Yang kedua : Di dalam surah as-Syu'ara ayat 197 :
"Dan apakah tidak cukup menjadi bukti bagi mereka, bahwa para ulama Bani Israil mengetahuinya?".
Ayat ini berbicara dalam konteks turunnya Alquran, yang dibawa oleh Jibril, yang disampaikan kepada Nabi MUHAMMAD Saw, dan kebenarannya diakui oleh ulama Bani Israil.
Berdasarkan 2 ayat di atas dapat disimpulkan bahwa para ulama ialah orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas mencakup ayat-ayat Kauniah (fenomena alam) dan ayat Quraniah.
Bila kita telusuri, kata ulama berasal dari ilmu, dan kata ilmu dan yang sejalan dengan makna ilmu berulang-ulang di dalam Alquran lebih 800 kali,
ternyata ilmu yang terpuji di sisi Allah SWT. adalah ilmu yang dibarengi rasa Khasyyah (takut) kepada Allah SWT. dan tunduk kepada yang memberikan ilmu pengetahuan itu sendiri.
Sejalan dengan ayat-ayat Alquran, Hadits-hadits Nabi SAW. banyak mereka orang yang bertambah ilmu tetapi tidak bertambah hidayah dan rasa takut kepada Allah.
Ulama-ulama yang memiliki rasa Khasyyah (takut) kepada Allah SWT mereka itulah pewaris Nabi sekaligus sebagai benang merah antara cendikiawan dan ulama.
Di dalam kitab AUNUL MA'BUD syarah SUNAN ABI DAUD, Juz 6 : 473. dijelaskan:
"Sesungguhnya para ulama itu adalah pewaris Nabi-nabi.
Dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham dan mereka hanya mewariskan ilmu,
maka siapa-siapa yang mengambilnya berarti dia telah mengambil bahagian yang sempurna".
Hadits ini shahih, dan Imam Turmuzi,
Ibnu Majah juga meriwayatkan Hadits tersebut.
maknanya diperkuat oleh Alquran surah Fathir ayat 32 :
"Kemudian Kami wariskan Alkitab kepada yang Kami pilih dari hamba-hamba Kami".
Ciri-ciri  Ulama Pewaris Nabi
Bila kita telusuri di dalam Alquran akan kita jumpai beberapa tugas para Nabi,
di antaranya : 
1. Menyampaikan :
"Wahai Rasul sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu
(surah al-Maidah ayat 67)".
2. Menjalankan isi kandungan ayat-ayat Allah :
"Dan Kami turunkan Alkitab kepadamu
(surah an-Nahl ayat 44)".
3. Memutuskan atau menyelesaikan persoalan yang diperselisihkan.
Dan Allah turunkan bersama mereka Alkitab dengan benar agar dapat memutuskan perkara yang diperselisihkan
(al-Baqarah ayat 213)"
4. Menjadi contoh dan ikutan bagi umatnya:
"Sesungguhnya engkau berakhlak yang agung
(al-Qalam ayat 4)".
5. Membimbing umat ke jalan yang benar :
"Sesungguhnya engkau pembimbing ke jalan yang lurus
(Azzukhruf ayat 52)"
sungguh teramat pentingnya kita mempunyai seorang pembimbing yg benar,
yaitu Ulama warisyatulambya,
oleh karena itu carilah mereka,
belajarlah pada mereka,
mengabdilah pada mereka,
berjuanglah bersama mereka,
niscaya keselamatan di dunia sampai akhirat nanti akan kita dapatkan...!

Sabtu, 22 Maret 2014

CARA MENGENAL DIRI AGAR KITA BISA MENGENAL ALLAH

Bismillah...

sering orang berbicara tentang Hati (Ruhani),
tapi mereka belum tentu mengenal Hati (ruhani) tersebut,
jangankan mengenal Hati (ruhani) yg lain,
Hati (ruhani) nya sendiri saja belum tentu dikenalinya,

bagaimana/seperti apa Hati (ruhani) itu...?
ada dimana sang Hati (ruhani) itu bersemayam...?
apa yang dikerjakan sang Hati (ruhani) itu...?
dan apa kewajiban sang Hati (ruhani) itu...?

konon mau mengenal Rasulnya yang hidupnya terpaut lebih dari 1500 tahun yg lalu,
apalagi mau mengenal Allah yang Laeshakamislihi, yg tiada satupun menyerupaiNya...???
sedangklan mengenal Hati (ruhani) diri sendiri saja kita tdk tahu,


maka benarlah ada keterangan yg berbunyi :

"Kenalilah dirimu,
maka engkau akan mengenal Tuhanmu."


apakah bisa kita mengenal diri kita untuk selanjutnya bisa mengenal Allah SWT Tuhan kita umat Islam...???

tentu saja bisa...!
asal kita mengetahui ilmunya,
dan mau memperbuat atas apa yg diperintah dalam ilmu tersebut.

bagai mana caranya...???

caranya teramat mudah,
carilah orang yang dia sudah mengenal dirinya sendiri dan mengenal Allah,
bertanyalah pada mereka,
belajarlah pada mereka,
beramalah atas bimbingan mereka,
niscaya akan kita dapatkan ilmu yg bisa menyelamatkan kita dari dunia ini sampai akhirat kelak...!

siapakah orang / manusia tersebut...???
Dialah Rasullah SAW beserta para Pewarisnya yg sudah mendapatkan Ilmu dari Rasulullah disetiap zamannya,
hingga dizaman sekarang yaitu zamannya Al Ulama warisyatulambya...!


carilah Ulama Warisyatulambya tersebut dengan sedaya upaya bila kita masih mengharapkan keselamatan didunia ini sampai akhirat kelak...!

mau bertemu dengan sang Ulama tersebut...?
saya siap membantu kapanpun saudaraku mau,
karena alhamdulillah saat ini saya sudah menemukan sang Ulama tersebut,
dan sudah lebih dari 13 tahun saya mengikuti dan selalu dalam bimbingan Beliau...
selamat berjuang...

Selasa, 18 Maret 2014

IMAN dari SUDUT PANDANG ILMU TASAWUF (ILMU KERUHANIAN)

Iman dari sudut pandang Ilmu Keruhanian adalah saat hati/ruhani sudah beserta/hubungan kepada Allah melalui Malaikat, Rasul, dan orang orang Mukmin Pewaris Rasulullah SAW.

sehingga Iman disini bukan sekedar Ucapan dilisan akan tetapi sudah diperbuatan Ruhani (beserta/hubungan kepada Allah) yg tercermin dari perbuatan zahir (ucapan dilisan).
Karena sang Ruhani sudah besrta /Hubungan dengan Zat Yang Maha Segalanya,naka terhimbas pula sifat sifat dari Allah tersebut kepada Ruhani/hati kita,
sehingga terlihat dari perbuatan/perilaku zahir kita (perbuatan yang baik baik tentunya)
contoh secara ilmiyah :
sebuah paku besi yg dihubungkan dengan sebuah magnet,
maka otomatis paku tersebut akan terhimbas sifat magnet tersebut yaitu bisa menarik paku yg lainnya.
akan tetapi sekuat apapun sifat magnet dalam paku tersebut,
paku tetaplah paku tidak berbah menjadi magnet...!
kenapa hanya Ruhani yang bisa beserta/hubungan kepada Allah...???
karena hanya sesuatu yg berasal dari Zat Allah itu sendiri yg bisa sampai kepadaNya.
dan unsur Ruhani itulah yg berasal dari Zat Allah langsung,
seperti dalam satu keterangan yg berbunyi :
Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan "Kutiupkan kepadanya ruh-Ku"maka hendaklah kamu tersungkur dengan sujud kepadanya”. 
(Q.S. 38:72)
dengan keterangan diatas sudah jelas hanya sang Ruhani yg bisa hubungan/beserta kepada Allah,oleh karena itu maka timbul sebuah Ilmu yg dinamakan Ilmu keruhanian yg populer dinamakan Ilmu Tasawuf dan metodologi atau cara praktek Ilmu Keruhanian tersebut disebut Thariqat.
contoh secara Ilmiyah:
bila kita ingin berhubung dengan Matahari,
bagaimana caranya?
karena tiada satu benda pun yg bisa sampai kematahari karena belumlah sampai dia kematahari pasti sudah hancur lebur.
jadi apa yg bisa sampai kepada Matahari...?
tentu saja harus yg berasal dari matahari itu sendiri yg bisa sampai kematahari tersebut,
apa yg sampai kebumi dari matahari tersebut?
itulah cahaya matahari dan cahaya matahari itu berasal dari matahari sendiri.
hubungkan kita dengan cahaya matahari tersebut,
detik itu juga kita sudah terhubung dengan matahari tanpa kurang satu apapun.
sangat Ilmiyah bukan...???
itulah ilmu dari Islam yang Haq...!
pantas saja Rasulullah menyuruh kita untuk bisa beserta/hubungan kepada Allah SWT seperti dalam salah satu Sabdanya:
"jadikanlah dirimu beserta Allah,
apabila kamu tidak bisa beserta Allah,
jadikanlah dirimu beserta orang yg dia sudah beserta Allah,
itulah caramu beserta dengan Allah."
( HR. Abu Daud )
siapakah orang yang sudah beserta Allah tersebut...?
tentu saja Baginda Yang Agung Kangjeng Nabi Muhammad SAW dan diturunkannya Ilmu tersebut kepada Para Sahabat Beliau dan turun temurun sampai kepada Al Ulama Warisyatulambya sebagai Pewaris Rasulullah (pewaris Ilmu Rasulullah tentunya).
dan itu jg ditegaskan oleh Rasulullah :
Al-Ulama'u Warishatul Ambiya.
Sesungguhnya Ulama itu adalah pewaris Nabi
(HR. Muslim)
maka dari itu,
carilah sang Ulama Warisyatulambya tersebut dengan sedaya upaya,
agar kita bisa mendapatkan Ilmu yg bisa menyelamatkan kita dari dunia ini sampai akhirat kelak...!

Senin, 17 Maret 2014

Shalat yang bisa Mencegah dari Perbuatan Keji dan Munkar

Bismillah...

Dan tegakkanlah olehmu sholat ! 
Sesungguhnya sholat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar, 
dan sesungguhnya dzikir kepada Allah itu lebih besar (keutamaan dan pengaruhnya bagi setiap pribadi insan), 
dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakannya. 
(Q.S. 29 Al ‘Ankabut : 45).


sering kita membaca/mendengar ayat tersebut diatas,
dari para ustadz,kyai,buya atau orang2 yg suka berceramah sesuai sebutan dimasing2 daerahnya.
akan tetapi pada kenyataannya masih banyak pelaku shalat tapi dia juga berbuat keji dan munkar,
bahkan (mohon maaf sebelumnya) banyak diantara mereka yg suka berceramah bahkan berprofesi sebagai guru agama ,
dan tentu saja sangat rajin shalatnya (secara zahir) akan tetapi tetap berbuat keji dan mungkar...?
(dan tentu saja tdk semuanya bgt)
dan sudah banyak bukti dan berita yg mengulasnya...

sehingga timbul pertanyaan,
mengapa bisa begitu...???
kemanakah shalatnya tersebut...?
sehingga tidak bisa mencegah dia dari perbuatan keji dan munkar walau dia rajin shalatnya...!

jawabannya gampang sekali...!

karena mereka hanya melaksanakan amal zahirnya saja (syaria't) yg dikerjakan oleh jasmaninya,
sedangkan inti dari ibadah shalat tersebut (yg dikerjakan ruhani/hakikat) tidak diperbuat,
yaitu hubungan/ingat/beserta Allah yg ada dlm shalat tersebut...!
sehingga hati/ruhani orang tersebut tidak terhimbas oleh sifat Maha Suci dan Maha Baiknya Allah SWT dlm dirinya.
hanya hati yg beserta/hubungan/ingat/dzikir kepada Allah lah yg akan terhimbas oleh keMaha Sucian Allah,bukan zahir yg bersifat fana/terbatas...!

seperti dalam satu keterangan :
“Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ini terdapat segumpal darah. Apabila segumpal darah
itu baik, maka baik pula seluruh anggota tubuhnya. Dan apabila segumpal darah itu buruk, maka buruk pula seluruh anggota tubuhnya. Segumpal darah yang aku maksudkan adalah jantung ( hati / ruhani )”
(HR. Bukhari)


karena awal dari gerak jasmani adalah perintah sang hati/ruhani (bukan jantung yg segumpal darah),
jadi hanya hati yg sudah beserta Allah yg sudah terhimbas kesucian dan kebaikan dari Zat Yang Maha Suci tersebut.

Jadi bukan amalan shalat zahir saja yg bisa mencegah dari perbuatan keji dan munkar tersebut,akan tetapi amalan ruhani/hati dalam shalat tersebut yg bisa mencegahnya.
oleh karena itu,
carilah ilmu tentang beserta dengan Allah tersebut...!
agar amal kita (bukan hanya shalat) bisa membuat perilaku amal dalam kehidupan kita selalu tercermin dalam kebaikan.


siapakah orang yang dia sudah Takik hubungan/beserta Allah tersebut...?
tentu saja Baginda yang Agung Nabi Muhammad SAW beserta para Pewarisnya disetiap zamannya yaitu Al Ulama warisyatulambya...!

berbahagia dan teramat bersyukur bagi orang2 yg sudah mendapatkan seorang Guru (Ulama warisyatulambya)  yg mengajarkan Ilmu tersebut,
tinggal bagaimana kita menjaga dalam keistiqomahannya.
dan bagi yg belum mendapatkan ilmu tersebut,
segeralah berjuang untuk mendapatkannya,
agar kita dapat selamat dari dunia ini sampai akhirat kelak tentunya...!

selamat berjuang...!

Minggu, 16 Maret 2014

CINTA KARENA ALLAH

Bismillah...
bila cinta hanya menimbulkan rasa resah dan gelisah,
terkadang amarah yg menyertainya,
itu tandanya cintamu beserta dengan syetan,
karena hanya syetan yg akan membawamu kepada rasa tersiksa,
dan ingatlah,
bila kita mencintai sesuatu sudah melebihi cintanya kepada Allah SWT,
maka itulah Tuhanmu...!
na'udzubillah....!

dan ingatlah bahwa Allah itu Maha Cemburu,
Dia tak mau diduakan dengan siapapun dan apapun,
dan tentu saja azab yg pedih akan kitra rasakan bila kita memperbuatnya.

Rasulullah saw bersabda;
“Sesungguhnya Allahpun cemburu dan orang yang beriman juga cemburu. Kecemburuan Allah, yaitu jika orang mukmin melakukan apa yang diharamkan”. 

(Bukhari, Muslim)

Rasulullah saw bersabda;
“Tidak ada seorangpun yang lebih menyukai pujian daripada Allah maka oleh karena itulah Dia memuji Zat-Nya sendiri. Dan tidak seorangpun yang lebih cemburu daripada Allah maka karena itu Allah mengharamkan perbuatan keji”
(Bukhari Muslim)


carilah cara agar cinta kita selalu beserta Allah,
agar Allah tidak cemburu kepada kita tentunya...
bagaimana caranya...???
karena cinta itu adalah rasa maka dia adanya didalam hati/ruhani,
dengan kata lain cinta itu adalah perbuatan/amal hati/ruhani.
jadi,
jadikanlah hati/ruhanimu beserta Allah agar setiap perbuatan hati/ruhani kita selalu beserta Allah,
maka Allah akan meridhoi apa yg kita lakukan tentunya,
termasuk cinta kita.

dan itu sudah ditegaskan Rasulullah dalam salah satu keterangan:


"jadikanlah dirimu beserta Allah,
apabila kamu tidak bisa beserta Allah,
jadikanlah dirimu beserta orang yg dia sudah beserta Allah,
itulah caramu beserta dengan Allah."
( HR. Abu Daud )

siapakah yang sudah beserta Allah tersebut..???
tentu saja Baginda yang Agung Nabi Muhammad SAW. yang sudah takik bsertaNya,
dan Ilmu /tata cara besrta Allah tersebut diajarkan Beliau kepa Para Pewarisnya,
dari mulai Para Sahabat Dijamannya turun temurun,
hingga para Ulama warisyatulambya disetiap jamannya sampai akhir jaman.

Al-Ulama'u Warishatul Ambiya. Sesungguhnya Ulama itu adalah pewaris Nabi 
(HR. Muslim)

oleh karena itu,
karena saat ini adalah jaman Ulama warisyatulambya,
maka carilah mereka,
belajarlah pada mereka,
berjuanglah dengan mereka,
mengabdilah pada mereka,
niscaya kemenangan akan kita dapatkan dari dunia ini sampai akhirat kelak...

Adapun orang-orang yang beriman dan beramal soleh, maka mereka akan dimasukkan oleh Tuhan mereka ke dalam rahmatNya; yang demikian itu ialah kemenangan yang besar.

Al Jatsiyah : 30

Sabtu, 15 Maret 2014

KALAMULLAH

Bismillah...

"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan "
(QS. Al-'Alaq)

singkat,
padat,
dalam,
lengkap makna dari ayat tersebut...

siapa yang menyuruh membaca?
siapa yg disuruh membaca?
dengan apa membacanya?
apa yang dibaca...?

1 ayat menjadi beberapa pertanyaan yg sulit dijawab bila tdk mengetahui Ilmunya,
begitulah Kalamullah,
hanya orang2 yg sudah beserta yg punya Kalamullah tersebut yg bisa mengetahui makna ayat ayat Al Qur'an/ Kalammullah tersebut,
karena sudah besertaNya sehingga terhimbaslah sifat Zat Allah Yang Maha Mengetahui kpada orang yg sudah BesertNya...

pantas saja Rasulullah SAW mengingatkan kita sebagai umatnya untuk berhati hati dalam mengamalkan isi/ayat Al Qur'an tersebut bila tdk mengetahui ilmunya,
karena disitu jugalah sang iblis laknatullah mengincar kita agar supaya terpeleset dari aqidah yg sebenarnya.

contoh:

dijaman sekarang ini,banyak ilmu kebatinan (bukan keruhanian) yg memakai ayat ayat Allah sebagai dalih (pembungkus) untuk mengklaim sebagai Ilmu yg Hak (ilmu putih),
dengan cara mengamalkan/membaca ayat ayat Al Qur'an tertentu itu bisa menjadikan diri kebal, tahan pukul, pengasih , penglaris dll.
dan itu sudah bukan rahasia Umum lagi khususnya dinegara kita.
sedangkan semua ilmu tersebut, tidak ada satupun rujukan dalil dalam Al Qur'an maupun Hadits...!
bila memang Ilmu tersebut dari yg Hak yaitu Allah SWT,
tentu saja akan ada Riwayat dari Rasulullah tentang semua ilmu tersebut,
karena Rasulullah lah orang yg pertama kali mengamalkan Kalamullah tersebut.
apakah ada cerita / riwayat yg mengisahkan bahwa Rasulullah itu kebal, tahan pukul, bisa terbang dll...???
sampai detik ini saya tidak pernah menemukannya...!

sedangkan sudah jelas bahwa patokan dalam Agama Islam ini adalah Al Qur'an dan Hadits, bukan yang lainnya...!
dan itu ditegaskan Rasulullah dalam salah satu keterangan:

Taroktu fiikum amroini fa'intamaa saktum fiihima lan tadhilu abadaa, kitaballohi wa sunatu rosulihi.
"Telah Ku tinggalkan dua pusaka, jika engkau pegang teguh pusaka itu maka kamu tidak akan sesat selamanya, yaitu Kitabullah dan Sunah Rosul SAW."
(pusaka inilah yang lazim disebut Tali Alloh Syari'i)
(HR. Bukhari - Muslim).


pantas saja Rasulullah begitu tegas mengingatkan kita untuk lebih berhati hati dalam mengamalkan Kalamullah tersebut,
dan itu diingatkan Beliau dalam salah satu sabdanya:

Barang siapa yang berbicara tentang sesuatu berkenaan dengan Al Quran tanpa ilmu, maka bersiap-siaplah menempati tempatnya di neraka.
(Hadis Riwayat Tirmidzi Dan Ahmad)"


astagfirullah.....

Kamis, 13 Maret 2014

ALLAH MAHA CEMBURU

Bismillah...

bila cinta hanya menimbulkan rasa resah dan gelisah,
terkadang amarah yg menyertainya,
itu tandanya cintamu beserta dengan syetan,
karena hanya syetan yg akan membawamu kepada rasa tersiksa,
dan ingatlah,
bila kita mencintai sesuatu sudah melebihi cintanya kepada Allah SWT,
maka itulah Tuhanmu...!
dan pekerjaan syetanlah yang selalu menggoda dan berusaha membawa kita kepada Tuhan selain Allah,
agar mereka banyak mendapat kawan di neraka jahanam kelak...
na'udzubillah....!

dan ingatlah bahwa Allah itu Maha Cemburu,
Dia tak mau diduakan dengan siapapun dan apapun,
dan tentu saja azab yg pedih akan kitra rasakan bila kita memperbuatnya.

Rasulullah saw bersabda;
“Sesungguhnya Allah pun cemburu dan orang yang beriman juga cemburu. Kecemburuan Allah, yaitu jika orang mukmin melakukan apa yang diharamkan”. 

(Bukhari, Muslim)

Rasulullah saw bersabda;
“Tidak ada seorangpun yang lebih menyukai pujian daripada Allah maka oleh karena itulah Dia memuji Zat-Nya sendiri. Dan tidak seorangpun yang lebih cemburu daripada Allah maka karena itu Allah mengharamkan perbuatan keji”
(Bukhari Muslim)


boleh kita mencintai seseorang selain Dia,
akan tetapi cinta sewajarnya yg tidak melebihi cintanya kita kepada Allah SWT,
karena Allah menganugerahkan cinta tersebut untuk kita syukuri atas karunia tersebut,
dan cinta kita selalu berdasarkan atas RidhoNya.

dan itu diingatkan oleh Allah SWT dalam FirmanNya:

Katakanlah (wahai Muhammad):
"Jika bapa-bapa kamu, dan anak-anak kamu, dan saudara-saudara kamu, dan isteri-isteri (atau suami-suami) kamu, dan kaum keluarga kamu, dan harta benda yang kamu usahakan, dan perniagaan yang kamu bimbang akan merosot, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, -
(jika semuanya itu) menjadi perkara-perkara yang kamu cintai lebih daripada Allah dan RasulNya dan (daripada) berjihad untuk ugamaNya, maka tunggulah sehingga Allah mendatangkan keputusanNya (azab seksaNya); kerana Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik (derhaka).
(QS. At Taubah : 24)

bagaimana caranya kita mengetahui cinta atas ridho Allah SWT dan cinta atas nafsu belaka tersebut...?

tentu saja harus ada Ilmu untuk membedakannya,
cinta sudah merupakan perbuatan Hati,karena cinta itu adalah rasa, dan rasa adanya didalam hati/ruhani kita.
tentu saja ilmu yg harus kita gunakan adalah ilmu tentang hati/ruhani,
yaitu Ilmu Keruhanian Islam yang Populer disebut Ilmu Tasawuf.
dan tidak sembarangan orang yg bisa mengajarkan Ilmu tersebut,
hanya orang orang yang sudah dia Takik Hubungan/beserta Allah lah yg mampu mengajarkan Ilmu tersebut.
siapakah mereka itu..?
Merekalah Ulama Warisyatulambya disetiap Zamannya,
karena hanya merekalah yang mewarisi Ilmunya Rasulullah SAW baik itu Ilmu syari'at (fikih) maupun Ilmu Hakikat (keruhanian).
dan seorang Ulama warisyatulambya harus ada di Garis Tali Allah yg turun menurun dari Rasulullah SAW sampai dijamannya,
artinya seorang Ulama warisyatulambya haruslah seorang Ahli Silsilah,
bukan silsilah secara jasmani,
akan tetapi Silsilah Ilmu Keruhanian tersebut hingga sampai kepada Rasulullah SAW,
karena seorang Ulama adalah orang yang Amanah dan sangat Takut kepada Allah,
tentu saja tidak akan berbuat macam macam dan patuh atas Ulama diatasnya sebagai Guru nya.
dan itu ditegaskan Allah SWT dalam salah satu FirmanNya:


In-namaa yakhsalloha min ibaadihil 'ulamaa-u.

Hanya Ulama sajalah di antara hamba-Nya yang benar-benar takut kepada Alloh SWT. 
(QS. Al-Fathir : 28).

maka dari itu,
carilah mereka bila belum menemukan,
belajarlah pada mereka,
mengabdilah pada mereka,
berjuanglah bersama mereka agar keselamatan kita dari dunia ini akan kita dapatkan atas cinta dan RidhoNya...

Rabu, 12 Maret 2014

KEADAAN HATI DAN HAKEKAT SIFAT-SIFATNYA

Sesungguhnya di dlm tubuh manusia itu ada segumpal darah,
apabila segumpal darah itu baik maka seluruh tubuhnya pun akan baik,
tetapi kalau segumpal darah itu rusak maka seluruh tubuhnya pun akan rusak,
itulah yg dinamakan HATI.

Baik dan buruknya manusia itu ditentukan oleh keadaan hatinya.
Orang yg ingin menjadi hamba Allah yg baik maka langkah pertama yg harus dilakukan adalah dgn memperbaiki dan membersihkan hatinya.

Orang tdk mungkin dpt memperbaiki hatinya apabila ia tdk mau mengenal apa itu hati serta hakekat sifat2nya yg menjadi dasar manusia utk menuju ke Allah Tuhannya.
Keutamaan manusia dari makhluk2 lain adalah karena manusia diberi kelebihan utk bisa beserta dan mengenal kpd Allah,
sehingga dgn pengalaman pengenalannya itu manusiapun memperoleh kebaikan, kemuliaan, kesempurnaan, kepastian dan kebanggan di dunia ini yg menjadi bekal dan simpanan berharga baginya di akhirat kelak.

Kesediaan manusia satu2nya utk  beserta dan mengenal  kpd Allah adalah dgn hatinya bukan dgn akal ataupun anggota badan lainnya (jasmani/zahir).

Hatilah yg dpt mengetahui dan mengenal Allah,
hatilah yg mendekat kpd Nya,
hatilah yg bekerja karena Nya dan
hatilah yg berjalan kpd Nya,
hati pulalah yg menyingkap rahasia2 apa saja yg ada di sisi Allah.

Sesungguhnya hati adalah Raja / Panglima
dan anggota badan itu hanyalah sebagai prajurit / pelayan / alat yg dipakai oleh hati, seperti tuan dgn budaknya atau tukang dgn perkakasnya,
maka hatilah yg kelak diterima di sisi Allah apabila terhindar dari hal2 yg selain Allah. Sebaliknya hati pulalah yg terdinding dari Allah apabila ia tenggelam dgn hal2 yg selain Allah.
Hatilah yg akan dituntut,
dicerca dan dijadikan sasaran,
hati pulalah yg berbahagia bila ia selalu mendekat kpd Allah.
Akan menanglah orang2 yg mensucikan hatinya
dan akan celakalah bagi orang2 yg selalu mengotori hatinya.
Hatilah yg pada hakekatnya ta'at kpd Allah,
sedangkan ibadah2 yg dilakukan oleh anggota badan adalah pantulan dari cahaya hati yg bersih.
Sebaliknya hati pulalah yg ingkar kpd Allah dan kejahatan2 yg dilakukan oleh anggota badan adalah pantulan dari sinar hati yg gelap.
Manusia apabila tlh mengenal hatinya maka ia telah mengenal dirinya sendiri dan selanjutnya ia akan mengenal Tuhannya.
Sebaliknya apabila ia tdk mengenal hatinya maka iapun tdk akan mengenal siapa dirinya dan selanjutnya iapun akan jahil pula terhadap Tuhannya.

seperti salah satu ketyerangan yg berbunyi :
MAN ARAFA NAFSAHU FAKAT ARAFA RABBAHU
"Barang siapa mengenal dirinya maka ia akan mengenal Allah"

Barang siapa yg tdk mau mengerti akan keadaan hatinya dan tdk mau mengetahui rahasia2 apa saja yg ada di sisi Allah / alam Malakut
maka orang itu seperti yg difirmankan oleh Allah dlm surat Al-Hasyr ayat 19 yg berbunyi :
Bismillah ......
Nasullaahafa ansaahum anfusahum uulaaa ikahumul faasiquun.
Artinya :
"Mereka itu lupa akan Allah maka Allahpun melupakan mereka kpd diri mereka sendiri,
mereka itulah orang2 yg fasik".

Untuk itu tdk ada jalan lain kita harus memiliki seorang Guru atau Waliyullah yg telah diberikan ilmu yg luar biasa oleh Allah,
seorang Ulama yang betul betul mewarisi ilmunya Rasulullah SAW,
yg tdk pernah bergeser sedikitpun dari apa yg diperintah kan Allah SWT dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
yg akal dan hatinya tlh terbuka seluas2nya utk membimbing kita secarah zahir dan tentu saja membimbing kita di alam ruh agar kita bisa selamat sampai ke tujuan yaitu Allah Swt.
yg dia tak perna putus akan dzikir (hubungan) kepadaNya,
yang  dia sudah selalu besertaNYa,
seperti sabda Rasulullah SAW:

kun ma allah
fa'inlamtakun ma allah,
fakun ma'aman ma allah,
fainahu yusiluka illallah.
"jadikanlah dirimu beserta Allah,
apabila kamu tidak bisa beserta Allah,
jadikanlah dirimu beserta orang yg dia sudah beserta Allah,
itulah caramu beserta dengan Allah."
( HR. Abu Daud )

Firman Allah Swt dlm surat An-Nahl ayat 43 yg berbunyi :
Bismillah ......
Fas alu ahla dzikri inkuntum laata'lamun.
Artinya :
" Bertanyalah kamu kpd Ahli Dzikir (orang yang berilmu) bila kamu belum tahu. Maha benarlah Allah dengan segala firman2nya".
( QS. An-Nahl ayat 43 )

Semoga tulisan ini dapat menjadi asbab hidayah bagi manusia seluruh alam khususnya bangsa Indonesia yg saat ini sedang mengalami krisis akhlak dan moral yg sudah sangat mengkhawatirkan.

Ilmu Tasawuf

Bismillah...

Ilmu Tasawwuf adalah merupakan salah satu ilmu dalam Agama Islam yang sangat halus dan mendalam yang mampu menembus alam batin serta sulit sekali untuk di ilmiahkan dan diterangkan secara kongkrit.
Hal ini bukan berarti tidak dapat dibuktikan secara ilmiah namun seseorang yang memiliki kebersihan hati dan kecerdasan yang luar biasa yang mampu mecahkannya. 
Sebab 
"Al-Islaamu 'ilmiyyun wa 'amaliyyun"
Islam adalah ilmiah dan amaliah.
(HR. Bukhari).


Karena halusanya ilmu ini persoalan-persoalan didalamnya bagi orang awam dapat menimbulkan khilafiyah (perbedaan) dan pertentangan-pertentangan.
Tapi inilah keindahan Islam berlomba dalam kebaikan selama tidak menyimpang dari aturan Islam.
Kaum Sufi bukanlah sekelompok aliran bid'ah yang ajarannya masih saja diperdebatkan, 

namun dalam memahami Ilmu kesufian hati perlu benar-benar bersih dan jeli untuk menangkap doktrin-doktrin yang diajarkan dalam sufi itu sendiri dengan catatan tidak melenceng dari Islam.
Tanpa didampingi ilmu,
sebagai manusia terlalu gampang untuk mencoreng, mencela dan berprasangka buruk terhadap sesama.
Dalam sebuah hadits Nabi Saw.:
"Hati-hatilah kalian terhadap prasangka, karena sesungguhnya prasangka itu merupakan perkataan yang paling dusta."
(HR. Bukhari & Muslim)


Dalam kitab Ta'yad Al-Haqiqtul 'Aliyya hal. 57,
salah seorang ulama Fiqh dan Ahli Tafsir Jalaluddin as-Suyuti mengatakan:
"Tasawwuf dalam diri mereka adalah ilmu yang paling baik dan terpuji.
Dia menjelaskan bagaimana mengikuti Sunah Nabi dan meninggalkan bid'ah". 


Sedangkan Al-Junaid seorang pimpinan tokoh Sufi Mazhab Moderat yang berasal dari Baghdad menyatakan tentang ilmu kesufian dalam syairnya:
"Ilmu Sufi (Tasawwuf) adalah benar-benar ilmu,
yang tidak seorang pun dapat memperolehnya;
Kecuali dia yang dikarunia kecerdasan alami,
dan berbakat untuk memahaminya.
Tak seorang pun dapat berpura menjadi Sufi,
kecuali dia yang melihat rahasia nuraninya."


Menurut Imam Malik ra. (94-179 H/716-795 M) menyatakan:
"Man tassawaffa wa lam yatafaqah faqad tazandaqa,
wa man tafaqaha wa lam yatsawwaf faqad fasadat,
wa man tafaqaha wa tassawafa faqad tahaqqaq"
Barangsiapa mempelajari/mengamalkan tasawwuf tanpa fiqh maka dia telah zindik, dan barangsiapa mempelajari fiqh tanpa tasawwuf dia tersesat,
dan siapa yang mempelari tasawwuf dan fiqh dia meraih kebenaran.


Dengan demikian bahwa Ilmu Tasawwuf dan Ilmu Fiqh umpama dua jemari yang tak dapat dipisahkan,
dan tidak untuk diabaikan dimana keduanya sama-sama penting suatu perpaduan antara akal dan hati.

"Dan barangsiapa yang menta'ati Allah dan Rasul(Nya),
mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni'mat oleh Allah,
yaitu: Nabi, para shiddiqqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya"
(QS. An Nisaa'(4):69)


Bagi orang yang belum mengenal apa itu Ilmu Tasawwuf dan sufi sebagai orang yg menjalankan tasawuf tentu akan merasa asing untuk keduanya,
karena tidak tahu orang cendrung untuk menjauhi atau enggan untuk mempelajarinya bahkan sampai mengejeknya.
Hal ini serupa dengan awal kedatangan Islam tempo dulu,
sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw.:
"Permulaan Islam ini asing, dan akan kembali asing pula, maka gembiralah orang-orang yang dianggap asing (orang-orang Islam)."
(HR. Muslim dari Abi Hurairah).

Islam itu Ilmiah da Amaliah

Bismillah...

"Al-Islaamu 'ilmiyyun wa 'amaliyyun" 
Islam adalah ilmiah dan amaliah. 
(HR. Bukhari).


"Al Islamu ya’luun walaa yu’laa alaihi"
Islam itu sangat tinggi ilmiah danamaliahnya, tidak ada yang
melebihi dan mengalahkannya.


dari dasar keterangan hadits diatas,
tentunya segala sesuatu/ilmu tentang Islam harus/wajib bisa diterima oleh akal/ilmiah,
setelah bisa diterima oleh akal maka perbuatlah (amaliah).

salah satu contoh:
tentang Ilmu Hubungan/Beserta/ingat/dzikir kepada Allah,
dan itu diperintah oleh Allah dan RasulNya dibanyak keterngan,
diantaranya:

“Hai orang-orang yang beriman! Berdzikirlah kamu pada Allah sebanyak-banyak nya, dan 
bertasbihlah pada-Nya diwaktu pagi maupun petang!”.
(Qs. Al-Ahzab 41-42)

“Berdzikirlah (Ingatlah/besertalah) kamu pada-Ku, niscaya Aku akan ingat pula padamu! ”
(Al–Baqarah :152)

“…Yakni orang-orang dzikir pada Allah baik diwaktu berdiri, ketika duduk dan diwaktu berbaring”.
(Ali Imran :191)

“Telah majulah orang-orang istimewa! Tanya mereka ‘Siapakah orang-orang istimewa?’
Ujar Nabi saw. ‘Mereka ialah orang-orang yang berdzikir baik laki-laki maupun wanita’ ”.
(HR. Muslim).

Hadits dari Abu Musa Al-Asy’ary ra sabda Rasul saw.:
‘Perumpamaan orang-orang yang dzikir pada Allah dengan yang tidak, adalah seperti orang yang hidup dengan yang mati!”
(HR.Bukhori)


dan masih banyak lagi keterangan tentang Printah Allah dan RasullNya untuk kita berdzikir/beserta/ingat/hubungan kepada Allah.

kembali bahasan diatas,
yaitu Ilmu tentang Hubungan/beserta/dzikir/ingat kepada Allah juga tentu saja harus bisa diilmiahkan agar akal/pikiran kita yg serba terbatas ini mampu untuk mencernanya.
contoh:
bila kita ingin tahu ada sebuah aliran listrik atau tidak dalam kabel yg ada dalam rumah kita,supaya kita bisa terhubung dengan sumber listrik tersebut (misalkan PLTA),

apakah kita harus mencari langsung sumbernya tersebut (PLTAnya)...???
tentu saja tidak...!
kita cukup menghubungkan kabel tersebut dengan (misalkan) bola lampu,
bila bola lampu itu hidup,
berarti kabel itu telah bermuatan listrik / terhubung dengan PLTA, buktinya dengan bola lampu tersebut bisa nyala,
bila tetap mati artinya kabel itu belum terhubung dengan sumber listrik yg akan disambungkan dengan lampu tersebut.
kita tidak perlu jauh jauh mencari sumber listrik tersebut untuk mengetahui adanya hubungan arus listrik dlm kabel (lampu) tersebut.
cukup kita hubungkan kabel tersebut dengan kabel yg sudah ada hubungan dengan listrik (bermuatan listrik) maka kita sudah terhubung dengan sumber listrik tersebut (PLTA).

trbukti ilmiah apa yg diperintah Allah SWT tersebut,
sehingga Allah mewajibkan kita semua sebagai makhlukNya untuk melaksanakan Perintah tersebut...!

dengan sedikit keterangan diatas yg sederhana,
kita bisa menyimpulkan:

bila kita ingin beserta/hubungan/dzikir/ingat kepada Allah,
tidaklah kita harus mencari sumber ( Allah itu sendiri secara jahir karena tdk mungkin kita akan menemukannya secara jahir karena Allah yg bersifat Maha Ghaib )
cukup kita mencari orang yg sudah dia beserta/hubungan/ingat/dzikir kepada Allah secara berkekalan untuk bisa besertaNya...!
seperti diperintahkan Rasulullah dalam salah satu hadits:

"Kun ma’allahi fin-lamtakun ma’allahi fakun ma’a man
ma’allahi fain-nahu yushiluka ilallahi".
jadikan dirimu (diri ruhani) beserta Allah,
jika belum bisa beserta Allah,
maka jadikanlah dirimu beserta orang yang sudah beserta Allah,
sesungguhnya ruhani orang itulah yangmenghubungkan ruhanimu kepada Allah SWT.
(HR. Abu Daud)

oleh karena itu carilah orang yg sudah dia beserta dengan Allah,
agar kita bisa melaksanakan apa yg diperintah Allah SWT seperti yg tertulis dlm bbrp keterangan diatas.

siapakah orang yang sudah beserta Allah tersebut...???
tentu saja Baginda Yang Agung Nabi Muhammad SAW beserta para Pewarisnya yg sudah diberi Ilmu tentang tata cara beserta Allah tersebut oleh Rasulullah SAW,
yaitu para Sahabat dizaman Rasulullah dan dan diajarkan turun temurun ilmu tersebut kepada para Ulama Warisyatulambya disetiap zamannya.

oleh karena itu,
carilah mereka,
belajarlah pada mereka,
mengabdilah pada mereka,
berjuanglah bersama mereka,
karena merekalah Para Pewaris Rasulullah (pewaris ilmu syari'at + ilmu hakikat) yg langsung didapatkan secara turun temurun dari zaman Rasulullah SAW hingga saat ini,
dan tidak akan berubah walau satu biji zarah saja.

dan itu ditegaskan Rasulullah SAW dalam sabdanya :


Al-Ulama'u Warishatul Ambiya. 
Sesungguhnya Ulama itu adalah pewaris Nabi 
(HR. Muslim)

ingat...!
Perintah Allah adah wajib hukumnya..!!
dan saya tdk perlu menguraikan lagi apa hukum dari "wajib" bagi perintah Allah tersebut,
semoga kita tidak dimasukan kedalam golongan yg tidak dberi petunjuk dan disesatkan Allah SWT...
Na'udzubillah....

Selasa, 11 Maret 2014

Kekuasaan Allah atas Penciptaan Manusia Menuju Pribadi Insan Kamil

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Wamaakhalaqtul jinna wal insa illa liya’buduun :
dan tidak Aku (Allah) ciptakan Jin dan Manusia melainkan untuk beribadah kepada-KU  
(QS.Az-Zariyat : 56).

Pada kesempatan ini kami hanya mengupas eksistensi bangsa manusia, walaupun ayat tersebut di atas Allah juga mencipta makhluk bangsa Jin. 
Kehidupan kita sekarang kalau di bandingkan dengan kehidupan masa Nabi Muhammad SAW sudah terpaut lebih kurang1500 tahun, apalagi keterpautan rentang waktu dengan Nabi Adam As tentu sangatlah jauh. 
Beliau Nabi Adam adalah manusia pertama dicipta oleh Allah Ta’ala dan diletakkan di dunia sebagai Khalifah Allah di Bumi sekaligus sebagai peta Allah SWT ,
karena sebagian sifat-sifat Allah ada dalam diri manusia yaitu sifat Nafsiyah Allah (Ujud =ada) dan sifat Ma’ani = Sama’ (mendengar), Basyar (melihat), Kalam (berkata-kata),Qodrat (ketetapan), Irodat (usaha), Ilmu dan Hayat (hidup).

Salahsatu serpih belahan ilmu Agama Islam yang membicarakan tentang sifat-sifat Allah SWT yang tertuang didalam,
Ilmu Kalam (popular di masa Imam Syafi’i) atau 
Ilmu Akal (popular di masa Abu Hasan Al Asyhari) atau 
Ilmu Sifat Dua Puluh dan Ilmu Usuluddin (popular di masa kini).

          Dengan perkembangan peradaban manusia pada kurun abad 14 hijriyah hingga kedepan, manusia telah mencapai abad mutakhir, maka sudah sebarang tentu penguraian kejadian manusia juga harus menggunakan alat bukti yang mutakhir sehingga akan jelaslah bagi kita tentang kebenaran yang disampaikan Junjungan Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari :

          Al Islamu ilmiyyun wa ‘amaliyyun
          Islam itu ilmiah dan amaliah      
          Al Islamu ya’luun walaa yu’laa alaihi
          Islam itu sangat tinggi ilmiah danamaliahnya, tidak ada yang
        melebihi dan mengalahkannya.

Ilmu alam (biologi, fisika, kimia dan matematika) adalah firman-firman Allah yang tidak tertulis dalam Al-Qur’an, tetapi tertulis di alam semesta, 
ini terbukti dalam salah satu firman-Nya :
          Sanurihimayatina fil-afaqi wafil anfusihim hatta yata bayyana              
        lahum annahul ‘ala kulli syai-insyahid.
Kami perlihatkan kepada mereka ayat-ayat KU(tanda-tanda kekuasaan KU) disegenap ufuk dan pada diri mereka sendiri,sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu benar dan apa Tuhanmu tidakcukup (bagimu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu (QS.An-Fushilat : 53)

          Dalam mengupas fenomena penciptaan manusia secara materi dan a-materi tetap mengacu kepada landasan dari Allah dan Rasul-Nya yaitu :
1.   Firman-firman Qitabi yang tertulis di dalam Al-Qur’an.
2.   Firman-firman ‘Afaqi yang tertulis di alam semesta (termasuk dalam diri kita sendiri).
3.   Didukung dengan hadits-hadits Rasulullah SAW.     

Sehingga uraiannya menjadi nyata rasional karena ketiga unsur tersebut saling dukung mendukung dengan hebatnya, sehingga kebenaranya tidak terbantahkan, 
karena untuk membuka lapisan paling dalam teknologi maha dahsyat  Al-Qur’an dan Al-Hadits harus menggunakan metodologi thariqatullah. 
Hal ini perlu disampaikan karena metafisika yang benar harus berdiri diatas fisika, 
supra rasional  yang benar harus berdiri diatas rasional dan ilmu thariqat (tasyawuf) yang benar haruspula berdiri diatas Syariat  Islam.
Dan tidak kalah penting bahwa diatas segalanya kita tetap bertauhid kepada Allah SWT sepadat-padatnya tidak boleh bergeser satu zarahpun karena Islam adalah AgamaTauhid. 
Lailaha ilallah wahdahulaa syariikalah (tidak ada Tuhan selain Allah dan tidak ada sekutu bagiNya)
.
          Sebelum Allah menciptakan semua yang ada terlebih dahulu menciptakan Mahluk yaitu Nur Muhammad yang terbit dari Nur-Nya kemudian dari Nur Muhammad itulah lalu Allah mencipta seluruh asya’i,sebagaimana firman Allah dalam hadits Qudsy :

        Kuntu kunzan mukhfiy-yan fa ahbabtu anu’rofa fakholaqtul 
        kholqo liya’rifanii.  
     Adalahperbendaraan yang tersebunyi, karena kasih maka                   
     KUciptakan makhluk agar mengenalKU.

         Inalloha kholaqo qoblal as-ya’i nuuronabiy-yika min nuurihi
         SesungguhnyaAllah ciptakan sebelum adanya sesuatu Nur 
    Nabimu dari Nur-NYA.

          Ana abul ‘arwahi wa adama abulbasyari.
      Aku (Nur Muhammad) adalah bapak dari sekalian arwah (ruhani) dan 
      Adam bapak dari sekalian jasad.

          Dariketerangan tersebut jelaslah bahwa seluruh ruhani manusia termasuk ruhani Nabi Adam As. hingga ruhani manusia akhir jaman tercipta serentak kendati lembaga jasmaninya belum ada. 
Sebagian Ulama berpendapat bahwa seluruh ruhani yang sudah dicipta berada di 
alam Nur (alam Ruh). 
Pada saat seluruh ruhani di alamruh, kemudian Allah memberikan kesaksian kepada seluruh ruhani manusia sebagaimanafirman Allah SWT surat Al-A’raf ayat 172 :
Waasyhadahum 'alaa anfusihim, Alastu birobbikum, Qoolu balaa syahidnaa.
Dan Aku (Alloh) minta kesaksian mereka atas jiwanya masing-masing.  Bukankah Aku ini Tuhanmu ? Mereka menjawab : Benar yang kami saksikan bahwa Engkau Tuhan kami.
(QS. Al-A'raf : 172)

Kesaksianmanusia terhadap Allah Tuhannya inilah tatkala sudah ada lembaga jasmaninya akan di robohkan dan diluluh-lantakkan  oleh Syetan (Iblis) yang membangkang, angkuh dan sombong tidak patuh (tidak taqwa) atas perintah Allah Ta’ala untuk sujud menghormati Nabi Adam As. karena Syetan merasa bahan penciptaannya lebih mulia (dicipta dari api) dibanding bahan penciptaan lembaga Adam dari tanah liat yang diberi bentuk 
(Walaqodkholaqnal insaana min shol-shoolim min hama'im masnuun : QS. Al-Hijir 26). 
Mereka (Syetan) itu terhijab dan terdinding pandangannya bahwa sesungguhnya 
di dalam lembaga Adam As. bermuatan Nurun ‘Ala Nurin 
(Nur Muhammadyang berdampingan dengan Nur Allah) 
yang terbit dari Fi’il Sifat Zat AllahTa’ala  itu sendiri, 

Nur itu senantiasa tahqiq menyebut-nyebut Asma-Nya dan IA sebagai wasilah Allah sekaligus alat untuk hubungan kepada Allah Tuhannya yang kapasitasnya tak terhingga. 
Betapa benar Firman Allah dalam hadits Qudsy bahwa 
Aku ciptakan Adam sebagai petaKu. 
Nah disinilah pangkal  keberhasilan Adam As. dan bani Adam As. (keturunanNabi Adam As.) dalam  menjalankan tugas-tugasnya di Bumi sebagai Khalifah Allah dan Mandataris Allah SWT.

Penciptaan manusia bani Adam As.

Bahan penciptaan jasmani manusia bani Adam berbeda dengan bahan penciptaan Adam As. 
Kalau Adam dicipta oleh Allah SWT dari tanah liat yang diberi bentuk 
(QS. Al-Hijir 26), 
tetapi jasmani manusia bani Adam dari sari-pati tanah sebagaimana firman Allah SWT:
 Walaqod kholaqnalinsaana min sulaa-latim min thiin. 
Sesungguhnya telah KU cipta manusia (jasmani bani Adam) dari sari-pati tanah
(QS. Al-Mukminun : 12).

Sari-pati tanah maksudnya adalah flora (tanaman) yang tumbuh di atas tanah dan rupa-rupa flora tersebut  tidak akan hidup kalau tidak memenuhi 4 unsur yaitu : 
1. Unsur C (Carbon = energi Matahari) 
2. Unsur H (Hidrogen = air)
3. Unsur O (Oksigen = udara)
4. Unsur N (Nitrogen = zat lemas dari tanah)

Rupa-rupa tanaman yang hidup di atas tanah tersebut di olah dan dimakan Ibu – Bapak kita menjadi darah-daging,
diantaranya menjadi sperma dan sel telur. 
Pertemuan Sang Ibu dan Bapak 
menjadikan segumpal darah (40 hari pertama) 
kemudian segumpal daging (40 hari kedua) 
selanjudnya 40 hari ketiga sempurna bentuk fisik manusia
dan usia 120 hari,
lalu Allah meniupkan ruhani yang memang sudah ada di alam Ruh ke dalam wadah jasmaninya maka hidup dan bergerak-gerak si calon manusia tadi di dalam rahim ibunya, 
sebagaimanafirman Allah SWT :
Faidza saw-waituhuuwa nafaktu fii hi mir-ruuhi 
 Setelah KU sempurnakan  bentuknya dan KU tiupkan Ruh dari-KU 
(Ruh yang ditiupkan sebagai Fi'il dari Sifat - Zat Alloh Ta'ala)    
(QS. Al-Hijir : 29).

          Dengan demikian benarlah materi jasmani kita dari sari-pati tanah dan nanti kalau sudah jatuh tempo akan kembali ke tanah lagi, sedangkan ruhani dari Allah SWT seharusnya kembalikehadirat Allah Ta’ala. Mengapa tidak…! 
Karena ternyata ada umat manusia yang ruhaninya di dalam Neraka untuk jangka waktu tertentu (umat Islam yang kurang keimanan dan ketaqwaan akibatnya banyak berbuat dosa) dan ada yang untuk selamanya (umat yang murtad dan kafir) sebagaimana kabar berita yangdisampaikan oleh Allah dan Rasul-Nya melalui kitab Al-Qur’an dan Al-Hadits disampingIjma’ Ulama dan Qiyas.
        
Pribadi insan kamil

          Sebagai umat Islam selalu berusaha untuk menjadi pribadi yang sempurna (pribadi insan kamil) dari sisi pandangan Agama Islam, 
rujukannya Firman Allah SWT :
Yaa ay-yuhalladziina aamanud-khuluu fis-silmi kaaf-fah.
Wahai orang-orang yang beriman ! masuklah kamu ke dalam Islam secarakeseluruhan = jasmanidan ruhani.
(QS.Al-Baqarah : 108).

SabdaNabi SAW :  
Innal-loha ta'alalaa yandhuru ilaa aj-saamikum walaa 'ilaa shuwarikum walaakin yandhuru ilaaquluu bikum wa 'amalikum 
Sesungguhnya Allah tidak melihat tampilan bentuk dan rupamu (termasukketurunan), tetapi Allah melihat hatimu dan amalmu. 
(HR. Muslim).

Mengapa Allah Ta’ala menilik hati baru amalnya, 
bukanlah hati yang segumpal daging tetapi hati hayati (ruhani) manusia itu sendiri. 
Dikatakan manusia karena terdiri dari dua unsur,
yaitu unsur jasmani (dicipta dari materi) dan unsur ruhani (dicipta dari a-materi)
Demikian juga manusia dalam ibadah kepada Allah menggunakan 
unsur jasmani (qauli = perilaku lesan), 
fi’li (perilaku  badan) dan 
unsur qolbi (perilaku hatiruhani). 
Agar Allah menilik hati (ruhani) kita maka wajib mencari wasilah Allah sebagaimana firman-Nya :
YaaAy-yuhalladzina aamanut-taqqulloh wab-taghu ilaihil wasiilata wa jaahiduu fiisabiilihii la-allakum tuflihuun.
Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Alloh dan carilahwasilah/metoda/jalan yang mampu menyampaikan kamu langsung kepada Alloh serta bersungguh-sungguh  di jalan tersebut (diatas wasilah itu),niscaya kamu akan menang(Dunia-Akhirat)  
(QS.Al-Maidah : 35).
         
Dengankata lain, agar umat Islam mencapai pribadi yang sempurna dan tuflihun (selamat/beruntung/menang/berjaya) wajib memiliki 4 (empat) unsur di atas yaitu:
1.   Beriman
2.   Bertaqwa
3.   Berwasilah
4.   Bersungguh-sungguh
barulah umat Islam berjaya disegala dimensi alam (di alam dunia, alam sekaratul maut,alam barzah dan alam yaumil mahsyar)
Semakin jelaslah bahwa setiap manusia wajib memakai faktor tak terhingga (Wasilah) didalam munajatnya ke Hadirat Allah SWT dan wasilah itu telah ditanamkan oleh Allah kedalam ruhani Nabi Muhammad Rasulullah SAWsebagai saluran komunikasi antara hamba dengan Allah Tuhannya, sekaligus sebagai alat yang multi fungsi Kurnia Allah SWT.        
Sabda Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Imam Tamidzi: 
"Innad-du’a ‘amauqufun bainas-sama’i wal ardhi layasadu minhu syai’un hatta tushalli ‘ala Nabiyika" 
Do’anya tergantung antaralangit dan bumi sampai dengan bershalawat kepada Nabi-Nya. 

Dengan kata laindo’anya tidak akan sampai kepada Allah SWT sebelum menemukan Wasilah Allah yang telah ditanam di dalam ruhani Nabi-Nya.
Analog dengan bahasa elektronika bahwa untuk mendapatkan frequensi Allah SWT terlebih dahulu menggabungkan frequensi kita ke dalam frekuensi Nabi SAW karena frequensi Allah telah ada dalam freqensi Nabi-Nya

Kalaulah kita sudah tahu dimana Wasilah itu berada, 
yaitu di dalam ruhani Nabi SAW (sekarang di dalam arwahul muqaddasahnya) kesitulah harus difokuskan ruhani kita dan kita gabungkan ruhani kita yangsebelumnya sudah disucikan lebih dahulu oleh ruhani Rasulullah itu sendiri (QS. Ali-Imran : 164). 

Lalu bagaimana cara menggabungkannya …? 
Caranya telah diterangkan oleh Nabi Muhammad Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Daud yaitu :
Kun ma’allahi fin-lamtakun ma’allahi fakun ma’a man  
ma’allahi fain-nahu yushiluka ilallahi .
jadikan dirimu (diri ruhani) beserta Allah,
 jika belum bisa beserta Allah, 
maka jadikanlah dirimu beserta orang yang sudah beserta Allah, 
sesungguhnya ruhani orang itulah yang menghubungkan ruhanimu kepada Allah SWT.

Metodologi atau tata cara pelaksanaan teknis dalam mendapatkan Wasilah, kemudian dengan Wasilah tersebut lalu bermunajat,berdzikir, beribadah dan lain-lain di dalam Al-Qur’an dimasyhurkan dengan nama Thariqat 
(QS. Al-Jin, 16).

Secara teknologi :
          Berdzikir kepada Allah dengan mempergunakan/menyatukan diri dengan frequensi yang dimiliki ruhani Rasulullah yang hidup pada sisi Allah, huwal awalu wal akhiru, 
frequensi tersebut hanya dapat kita peroleh melalui frequensi dari pada ruhani para Ahli Silsilah yang menerima dan meneruskannya secara asli dan murni sambung menyambung secara berantai hingga sampai kepada ruhani Guru Mursyid kita, Al-Ulama Warshatul Ambya
barulah ruhani kita detik itu juga dapat hadir dihadirat Allah SWT karena ruhani Rasulullah SAW yang sudah bermuatan Wasilah(Nurun ‘ala Nurin) sangat hampir kepada Allah SWT sehingga apa saja yang menyentuh ruhani Rasul, maka akan sampailah kepada Allah SWT saat itu juga.

May-yahdillahufahuwal muhtad
Wamay-yudhlil falan tajida lahu
Waliy-yammursyida 
(QS. Al-Kahfi : 17)
Artinya:
        Barang siapa yang diberi petunjuk olehAllah, dialah orang yang mendap petujuk dan siapa yang dibiarkan sesat, makatdak ada seorang pemimpinpun yang dapat memberinya petunjuk.

          Inilah ala kadarnya dahulu yang dapat kita ambil buah manfaat yang sangat tinggi serta sangat bernilai pada sisi Agama dan teknologi dari pada fenomena penciptaan manusia menuju insan kamil.

                                                                 Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Nb: 
cetusan dan goresan hati Ayahanda Guru yang tertuang dalam untaian tulisan.