Bismillah
Allah itu bukan di HURUF,
bukan di " alif lam lam ha" dlm huruf Arab,
bukan pula di " a l l a h" dalam huruf Latin,
akan tetapi di Dzat wajibal wujud yg laisyakamislihi adanya...
bila kita hanya mengkaji huruf tersebut,
sampai kapanpun kita tak kan pernah mengenalNya.
palagi sampai kepadaNya,
karena kajian tersebut hanyalah merupakan hasil olah akal/fikiran manusia belaka yg bersifat fana/terbatas.
sehingga akan menimbulkan berbagai pemahaman sesuai kadar pemikiran sang akal masing masing manusia.
dan tentu saja mereka yg mengkaji hal tersebut yg didapat hanyalah sebagai seorang Ahli Kalam...!
manalah mungkin sesuatu yg fana bisa menembus pada sesuatu yg maha tak terhingga adanya,
bukankah bgt logikanya...?
sedangkan Allah SWT yg merupakan Dzat wajibal wujud dan laisyakamislihi,
yg bermuatan tak terhingga dan maha kekal,
hanya akan bisa dicapai oleh sesuatu yg kekal dan tak terhingga juga dalam diri kita tentunya,
bukan sekedar dari hasil olah akal /fikiran yg bersifat fana/terbatas.
apa yg kekal dalam diri kita ini...?
sebenarnya ada unsur yg kekal dalam diri kita ini,
hanya tidak semua org menyadari dan mengetahuinya,
sehingga terasa awam dan tidak mengenal atas apa yg ada pada dirinya sendiri,
maka wajarlah kita tak bisa mengenal Allah SWT yg maha Segalanya,
sedangkan mengenal diri sendiri saja kita tidak mampu...!
maka benarlah isi dari salah satu hadits Qudsi ini:
"barang siapa mengenal dirinya,
maka dia akan mengenal Tuahnnya"
sungguh teramat ilmiyah dan logikanya Ilmu dalam agama Islam ini...!
sudahkah kita mengenal siapa sebenarnya diri ini?
apa yg ada didalam diri ini?
untuk apa Allah menciptakan diri ini?
apa yg ada dlm diri ini yg bisa sampai kepadaNya?
bila sudah,
bersyukurlah atas apa yg telah Allah berikan pengenalan pada diri kita ini.
bila belum,
carilah seseorang yg bisa mengajarkan akan pengenalan pada diri ini agar selanjutnya kita bisa mengenal Allah SWT Tuhannya kita sebagai umat Islam.
manalah bisa kita mencari pengenalan kepada Allah SWT dgn cara sendiri,
sedangkan junjungan kita saja yaitu Baginda Yang Agung Nabi Muhammad SAW untuk mengenal Allah SWT masih melalui bimbingan Malaikat Jibril as. dalam menuju pengenalan KepadaNYa,
apakah kita lebih hebat dari Rasulullah?
sehingga bisa mencari dan mendapatkan pengenalan kepadaNya hanya dengan hasil usaha diri sendir tanpa penuntun dan pembimbing...?
bukankah begitu logikanya...?
Makasih
BalasHapus